kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Chatib Basri: Kenaikan Harga Beras Lebih Bahaya Daripada Kenaikan Harga BBM


Rabu, 22 November 2023 / 15:43 WIB
Chatib Basri: Kenaikan Harga Beras Lebih Bahaya Daripada Kenaikan Harga BBM
ILUSTRASI. Chatib Basri berbicara dalam diskusi panel pertama pada ASEAN Investment Forum hari kedua di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (3/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga beras masih menjadi soal bagi pergerakan inflasi, setidaknya hingga Oktober 2023.  Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras menjadi komoditas penyumbang andil inflasi terbesar, sejak Agustus 2023. Ini sehubungan dengan fenomena kekeringan panjang atau El Niño. 

Peneliti Ekonomi Senior Chatib Basri mengungkapkan, kenaikan harga beras perlu diwaspadai. 

“Beras merupakan komoditas politik. Paling sensitif. Bila harga beras naik, maka efeknya akan lebih besar dirasakan masyarakat,” tutur Chatib dalam acara BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (22/11). 

Chatib bahkan mengaku, saat ia pernah menjabat sebagai menteri keuangan, ia lebih takut bila ada kenaikan harga beras, bila dibandingkan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Baca Juga: Kepala BKF Sebut Rupiah Masih Mampu Menguat di Tengah Ketidakpastian Global

Pasalnya, efek kenaikan harga BBM muncul secara tidak langsung. Nah, kalau harga beras naik, maka efeknya langsung dirasakan oleh masyarakat. 

“Ini akan langsung datang efeknya. Jadi, kalau harga beras naik, bukan tidak mungkin maka persentase kemiskinan naik. Karena memang kenaikan harga beras paling sensitif,” tambahnya. 

Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras tersebut, Chatib pun mengimbau pemerintah untuk menjaga suplai dan memberikan bantuan sosial. 

Ia mengapresiasi langkah pemerintah untuk memberi tambahan bantuan beras sebesar Rp 2,67 triliun dan bantuan langsung tunai (BLT) El Niño sekitar Rp 7,52 triliun.  Menurutnya, ini akan mengurangi beban masyarakat di tengah masa sulit yang sedang berlangsung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×