Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Untuk antisipasi mutasi varian Delta di dalam negeri pemerintah akan mempercepat vaksinasi dan menekan laju penularan. Dengan demikian diharapkan tidak memberi kesempatan varian Delta di Indonesia untuk berkembang lebih lanjut.
Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane menjelaskan, mutasi pada virus Covid-19 sudah berlangsung cukup lama. Maka upaya yang harus dilakukan ialah bagaimana agar varian baru tidak tersebar antar negara.
"Maka yang harus dilakukan ialah menjaga pintu masuk kita. Yaitu dengan tiga kali testing, satu kali di negara asal kemudian dua kali test entry dan exit test di Indonesia. Tetapi diantaranya ada masa karantina," ujar Masdalina.
Baca Juga: LPEM FEB UI proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 hanya 4,1%
Pemerintah juga perlu memperbanyak squencing terutama bagi pelaku perjalanan dari negara yang sedang terinfeksi berat. Di mana Masdalina menyebut seperti Singapura Inggris dan sebagian besar Eropa termasuk Rusia merupakan wilayah yang perlu mendapat perhatian.
Pada dasarnya Masdalina mengatakan, varian mutasi Delta yaitu Delta Plus sudah ada di Indonesia. Hanya saja Masdalina menyebut untuk varian Delta Plus yang menjadi concern yaitu AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia. Masdalina berharap varian AY.4.2 tidak masuk ke Indonesia.
"Delta dan Delta plus memiliki reproduktif number yang lebih tinggi dari varian lainnya antara 6-8. Jadi satu kasus bisa tularkan 6-8 orang. Bahkan dalam masa inkubasi 2-14 hari dia baru terinfeksi sudah dapat menularkan jadi ngga nunggu 2 hari terinfeksi sudah dapat menularkan. Jadi lebih cepat menularkan dan lebih banyak," jelasnya.
Selanjutnya: Pemerintah yakin realisasi penerimaan pajak tahun ini mendekati target
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News