Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menyebut porsi investasi dari iuran Tapera paling besar ditempatkan pada instrumen obligasi. Di mana mayoritas ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN).
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho menjelaskan bahwa portofolio investasi yang ditempatkan pada SBN tersebut bersumber dari peserta Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum PNS) yang telah merampungkan kepesertaannya.
“Ini kita optimalkan melalui kontrak investasi kolektif yang itu dijalankan oleh para manager investasi dan portofolionya kurang lebih 80% (ditempatkan) di obligasi,” ujarnya dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (31/5).
Heru mengungkapkan, selain penempatan pada portofolio SBN, iuran Tapera juga bakal dialokasikan pada instrumen obligasi korporasi. Dia memastikan, instrumen investasi obligasi akan dipilih minimal yang memiliki kualitas tertinggi.
“Kebanyakan portofolionya ada di triple A, jadi memang sangat aman. Itu risk appetite yang selama ini kita jadikan sebagai guidance dan selalu kita evaluasi (dengan) para manager investasi setiap tiga bulan,” ungkapnya.
Baca Juga: BP Tapera Buka Suara Soal Manfaat Iuran Tapera
Berdasarkan catatan KONTAN, BP Tapera menggandeng tujuh manajer investasi dengan membuat kontrak investasi kolektif (KIK). Di antaranya, PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT BNI Asset Management, PT. BRI Manajemen Investasi, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Schroder Investment Management Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News