Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksinasi kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) menjadi prioritas pemerintah, mengingat tingkat fatality rate pada kelompok masyarakat ini lebih tinggi. Target sasaran vaksinasi kepada lansia mencapai 21 juta orang di seluruh Indonesia.
Pemerintah terus menghimbau kepada setiap provinsi untuk mempercepat dan meningkatkan vaksinasi kepada kelompok lansia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk Provinsi Jawa Barat vaksinasi kepada lansia tergolong masih rendah dibanding provinsi besar lainnya.
"Jakarta lansia sudah 60%, Yogyakarta sudah 30%, Bali sekitar 40% tapi Jawa Barat masih sekitar 8%. Masih kecil sekali lansia di Jabar yang sudah tervaksin. Lansia ini kita harus lindungi," jelas Budi dalam Launching Gebyar Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia yang disiarkan secara virtual pada channel YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (18/5).
Budi memperkirakan, rendahnya cakupan vaksinasi di Jawa Barat lantaran jumlah populasi yang sangat besar. Selain itu, Budi juga menjelaskan pentingnya percepatan vaksinasi bagi lansia.
Baca Juga: Penyuntikan dua dosis vaksin Sinovac 98% efektif cegah kematian akibat Covid-19
Dimana dengan tingginya perlindungan kepada lansia melalui vaksinasi akan mengurangi tingkat keterisian rumah sakit dan tingkat kematian akibat Covid-19.
"Prioritas vaksinasi dibagi berdasarkan risiko, mumpung ini masih bulan syawal tolong kita amalkan waktu kita untuk lindungi orang tua kita yang rentan kalau terkena," ujarnya.
Selain meminta Jawa Barat untuk lebih meningkatkan vaksinasi kepada lansia, Budi juga berpesan agar ada peningkatan tracing dan testing terkait mutasi baru Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Dari empat varian baru Covid-19 yang dinilai berbahaya, menurut Budi, tiga varian sudah masuk ke Indonesia.
Adapun dari 26 mutasi baru yang teridentifikasi dua di antaranya berada di Jawa Barat tepatnya di daerah Karawang. Mutasi baru Covid-19 memiliki tingkat penyebaran yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Kalau virus yang sekarang itu dari satu naik jadi empat, empat naik jadi 16, tapi yang mutasi baru dari satu naik jadi 50, lalu 50 naik jadi 2.500. jadi kecepatan penularannya tinggi sekali," papar Budi.
Dengan adanya mutasi baru tersebut Budi menekankan agar masyarakat lebih disiplin lagi dalam menjalankan protokol kesehatan. Budi juga meminta pemerintah daerah agar testing dan tracing lebih diperbanyak.
"Kita lebih agresif testing dan tracing supaya kita tahu dia (virus) dimana. Kita kayak intel harus lebih agresif, jangan lengah tahu-tahu teroris masuk bom meledak," tegasnya.
Selanjutnya: Tiga provinsi ini dengan cakupan vaksinasi lansia tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News