Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 kembali meningkat. Bank Indonesia telah merilis, hingga akhir Mei 2020, cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 130,5 miliar.
Posisi tersebut, naik US$ 2,6 miliar dibandingkan cadangan devisa di April 2020 yang sebesar US$ 127,9 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah dan penempatan valuta asing (valas) perbankan di BI.
Baca Juga: New normal dan penguatan kurs rupiah bisa jadi sentimen positif untuk bisnis batubara
Menurut Pieter Abdullah, Ekonom CORE Indonesia menilai jika dilihat dari dua faktor peningkatan cadev ini; pemerintah memang menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) global untuk membiayai stimulus fiskal.
Di sisi lain aliran modal asing yang cukup deras masuk itu kemudian menyebabkan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah.
Sementara ia juga melihat, tren penguatan rupiah menyebabkan penggunaan Cadev hanya terbatas untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga utang. “Cadev tidak tersedot untuk intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah,” katanya kepada kontan.co.id, Senin (8/6).
Baca Juga: Rupiah menguat terhadap dolar AS, begini respons perusahaan farmasi
Untuk itu, ia berasumsi rupiah akan relatif stabil cenderung menguat hingga akhir tahun. Perkiraannya rupiah akan berada di kisaran Rp 13.500 hingga Rp 13.750 per dolar AS. “Saya juga perkirakan Cadev akan relatif stabil dan berpeluang meningkat,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News