Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tergerus US$ 1,8 miliar pada September 2020, posisi cadangan devisa Oktober 2020 kembali tergerus.
Bank Indonesia (BI) menyebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar US$ 133,7 miliar, atau turun US$ 1,5 miliar dari posisi akhir September 2020 yang sebesar US$ 135,2 miliar.
Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, penurunan cadangan devisa pada periode tersebut memang disebabkan oleh faktor seasonal, tentang kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Meski menurun, Andry masih melihat kalau cadangan devisa masih dalam posisi yang kuat. Apalagi, posisi cadangan devisa masih setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Baca Juga: Cadangan devisa turun jadi US$ 133,7 miliar di Oktober, imbas bayar utang luar negeri
Dengan kondisi tersebut dan melihat kondisi terkini, Andry optimistis kalau ke depan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) bisa menyusut.
“Bahkan, masih akan ada momentum untuk nilai tukar rupiah kembali meningkat,” ujar Andry dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (6/11).
Hal ini juga diperkuat dengan perekonomian yang sudah mulai menunjukkan taringnya dan telah melewati titik terendah, setelah adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penyaluran stimulus program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang semakin masif, juga kebijakan moneter yang akomodatif.
Baca Juga: Apa itu resesi ekonomi dan dampaknya yang resmi dialami Indonesia?
Tak hanya itu, kasus harian Covid-19 juga nampak menurun. Belum lagi, ada vaksin Covid-19 yang sedang disiapkan oleh pemerintah sehingga bisa menjadi tambahan katalis positif untuk kepercayaan pasar.
“Dengan pasar yang semakin percaya, ini akan membawa tambahan arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia,” tambah Andry.