Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
David menilai, stabilnya rupiah pada akhir 2023 didorong oleh masuknya dana asing ke pasar keuangan dalam negeri. "Aliran dana asing di investasi portofolio, baik saham maupun obligasi, cukup baik sampai akhir tahun, sehingga kurs rupiah relatif stabil," kata dia.
Meski demikian, nilai tukar rupiah masih mungkin mendapat tekanan pada tahun ini. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, tekanan rupiah pada tahun ini berasal dari pasar global maupun dalam negeri.
"Perlambatan permintaan global, ketidakpastian terkait potensi penurunan suku bunga acuan The Fed, juga adanya pemilu baik di Indonesia maupun negara lain," ungkap dia, kemarin.
Baca Juga: Awas! Tantangan Rupiah Bikin Cadangan Devisa 2024 Makin Berfluktuasi
Riefky mengingatkan, tahun ini bukan hanya Indonesia yang menyelenggarakan pemilu. Setidaknya ada sekitar 40 negara yang akan menyelenggarakan pesta rakyat pada tahun ini. Biasanya, situasi pemilu akan memengaruhi pergerakan nilai investasi langsung maupun investasi portofolio.
Riefky pun mewanti-wanti, tekanan rupiah yang cukup besar akan membuat pergerakan cadangan devisa tahun ini lebih fluktuatif. Ia masih yakin jika cadangan devisa masih cukup kuat dalam menjaga tekanan Mata Uang Garuda.
"Dengan adanya kebijakan terkait dengan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA), juga ada kemungkinan penurunan suku bunga The Fed," tambah Riefky.
Baca Juga: Menguat 1% di 2023, Apresiasi Rupiah Diperkirakan Berlanjut ke Rp 15.100 Tahun 2024
Riefky memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah tahun ini di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News