Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih mungkin mendapat tekanan pada tahun 2024.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, tekanan rupiah pada tahun ini berasal dari global maupun dalam negeri.
“Perlambatan permintaan global, ketidakpastian terkait potensi penurunan suku bunga acuan The Fed, juga adanya Pemilihan Umum (Pemilu) baik di Indonesia maupun negara lain,” terang Riefky kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1).
Riefky mengingatkan, pada tahun ini bukan hanya Indonesia yang menyelenggarakan pemilu. Setidaknya ada sekitar 40 negara yang akan menyelenggarakan pesta rakyat pada tahun ini.
Baca Juga: Menguat 1% di 2023, Apresiasi Rupiah Diperkirakan Berlanjut ke Rp 15.100 Tahun 2024
Nah biasanya, adanya pemilihan umum ini akan memengaruhi pergerakan nilai investasi langsung maupun investasi portofolio.
Riefky pun mewanti-wanti, tekanan Rupiah yang cukup besar, akan membuat pergerakan cadangan devisa pada tahun ini untuk lebih fluktuatif.
Hanya, Riefky yakin kalau cadangan devisa masih akan cukup kuat dalam menjaga tekanan mata uang Garuda.
“Dengan adanya kebijakan terkait dengan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) juga ada kemungkinan penurunan suku bunga The Fed,” tambah Riefky.
Lebih lanjut, di tengah tantangan tersebut, Riefky yakin pergerakan nilai tukar rupiah pada tahun 2024 akan berada di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News