kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Cadangan Devisa Diprediksi Naik, Rupiah Berpotensi Tertekan Pemilu & Pasar Global


Sabtu, 06 Januari 2024 / 06:48 WIB
Cadangan Devisa Diprediksi Naik, Rupiah Berpotensi Tertekan Pemilu & Pasar Global
ILUSTRASI. Suasana aktifitas bongkar muat di Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/1/2023). Cadangan Devisa Indonesia diprediksi akan meningkat pada bulan Desember 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Cadangan Devisa Indonesia diprediksi akan meningkat pada bulan Desember 2023. Sebagai gambaran cadangan devisa Indonesia pada November 2023 sebesar US$ 138,1 miliar dan pada bulan Oktober sebesar US$ 133,1 mliar.

Proyeksi kenaikan devisa pada akhir tahun 2023 tersebut dipicu penerbitan sukuk global dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa.

Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata memperkirakan, cadangan devisa Desember 2023 sebesar US$ 140 miliar, naik dari US$ 138,1 miliar pada November 2023. 

Baca Juga: Prospek Cerah Rupiah 2024, Cadangan Devisa Makin Stabil

"Peningkatan cadangan devisa tersebut terindikasi dari aliran modal asing di pasar keuangan domestik," terang dia kepada KONTAN, Jumat (5/1).

Josua mengatakan investor asing membukan beli neto US$ 497,1 juta di pasar saham sepanjang tahun lalu. Sementara kepemilikan investor asing terhadap surat berharga negara (SBN) juga tercatat meningkat US$ 498,3 juta. 

Peningkatan aliran modal asing di pasar modal turut mendukung penguatan rata-rata nilai tukar rupiah pada akhir 2023.

Josua optimistis cadangan devisa berpeluang kembali meningkat pada tahun 2024. Dari perhitungannya, cadangan Devisa pada tahun ini akan berada di kisaran US$ 142 miliar hingga US$ 145 miliar.

Sejatinya, nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada 2024, didukung cadangan devisa yang berpeluang naik. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, salah satu pendorongnya adalah kemungkinan lembaga pemeringkat global menaikkan outlook utang Indonesia usai Pemilu 2024. 

Baca Juga: Cadangan Devisa Bisa Naik, Rupiah Bakal Stabil Tahun Ini

"Didorong fundamental ekonomi yang cukup kuat. Sehingga mendorong cadangan devisa lebih baik di 2024 dan rupiah cukup stabil," terang dia, kemarin.

David juga melihat ada kemungkinan harga beberapa komoditas penting di Indonesia (batubara dan minyak sawit mentah) mulai naik karena pemulihan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor utama. Dengan perkembangan ini, dia memproyeksikan, nilai tukar rupiah tahun 2024 di kisaran Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per dolar AS.

Pada Jumat (5/1), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada posisi Rp 15.399 per dolar AS, menguat 0,55% dari pekan sebelumnya. Mengacu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah juga menguat tipis 0,04% dari sehari sebelumnya menjadi Rp 15.518 per dolar AS.

David menilai, stabilnya rupiah pada akhir 2023 didorong oleh masuknya dana asing ke pasar keuangan dalam negeri. "Aliran dana asing di investasi portofolio, baik saham maupun obligasi, cukup baik sampai akhir tahun, sehingga kurs rupiah relatif stabil," kata dia.

Meski demikian, nilai tukar rupiah masih mungkin mendapat tekanan pada tahun ini. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, tekanan rupiah pada tahun ini berasal dari pasar global maupun dalam negeri. 

"Perlambatan permintaan global, ketidakpastian terkait potensi penurunan suku bunga acuan The Fed, juga adanya pemilu baik di Indonesia maupun negara lain," ungkap dia, kemarin.

Baca Juga: Awas! Tantangan Rupiah Bikin Cadangan Devisa 2024 Makin Berfluktuasi

Riefky mengingatkan, tahun ini bukan hanya Indonesia yang menyelenggarakan pemilu. Setidaknya ada sekitar 40 negara yang akan menyelenggarakan pesta rakyat pada tahun ini. Biasanya, situasi pemilu akan memengaruhi pergerakan nilai investasi langsung maupun investasi portofolio.

Riefky pun mewanti-wanti, tekanan rupiah yang cukup besar akan membuat pergerakan cadangan devisa tahun ini lebih fluktuatif. Ia masih yakin jika cadangan devisa masih cukup kuat dalam menjaga tekanan Mata Uang Garuda. 

"Dengan adanya kebijakan terkait dengan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA), juga ada kemungkinan penurunan suku bunga The Fed," tambah Riefky.

Baca Juga: Menguat 1% di 2023, Apresiasi Rupiah Diperkirakan Berlanjut ke Rp 15.100 Tahun 2024

Riefky memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah tahun ini di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×