Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog saat ini masih sekitar 800.000 ton. Jumlah ini lebih rendah dari CBP saat kondisi normal yakni 1,2 juta ton hingga 1,5 juta ton.
Atas kondisi tersebut, Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) meminta Perum Bulog untuk meningkatkan CBP hingga akhir tahun nanti.
"Jadi kita tidak diam, kita akan top up stoknya Bulog sampai 1,2 juta ton," Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta Timur, Senin (3/10).
Baca Juga: Revisi Regulasi Cadangan Pangan Pemerintah Bakal Keluar Dua Minggu Ini
Peningkatan CBP akan dilakukan pada wilayah yang surplus. Dimana rencana peningkatan penyerapan bakal dilakukan di wilayah Sulawesi Selatan.
Arief mengatakan, kenaikan harga beras disebut lantaran beberapa faktor. Di antaranya karena naiknya harga pupuk, biaya tanam, dan biaya distribusi.
Lebih lanjut pemerintah telah memberikan fleksibilitas harga acuan pembelian gabah dan beras petani lebih tinggi. Hal tersebut agar Perum Bulog dapat menyerap lebih banyak produksi petani untuk dijadikan CBP serta dapat bersaing dengan para produsen beras swasta.
Pemerintah menaikkan harga acuan gabah kering panen (GKP) di gudang Perum Bulog menjadi Rp 5.650 per kilogram dari Rp 5.300 per kilogram. Demikian juga dengan harga acuan beras di gudang Bulog menjadi Rp 8.800 per kilogram dari sebelumnya Rp 8.300 per kilogram. Fleksibilitas harga itu berlaku hingga 30 November 2022.
"Kemarin harusnya Bulog menyerap dengan harga Rp 8.300 per kg, hari ini kita akan naikkan seizin rakortas tentunya menjadi Rp 8.800 per kg, memang Bulog menyerap sesuai dengan harga yang kita tentukan bersama-sama," imbuhnya.
Baca Juga: Awas, Hujan Berlebihan Akan Hambat Pasokan Beras
Selain itu Arief juga mengatakan operasi pasar atau program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) yang dilakukan Perum Bulog juga diminta terus dilakukan.
"Jika biasanya Bulog hanya KPSH itu sekitar 30.000 ton hingga 40.000 ton, bulan lalu sudah terdistribusi 200.000 ton. Sehingga berikutnya lagi tetap Bulog akan men-support market pasar," jelasnya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, stok yang ada di Bulog saat ini akan digunakan untuk KPSH. Dan sampai saat ini KPSH masih terus dilakukan oleh Bulog.
"Kita ikuti perkembangan harga beras Indonesia dan kita langsung melakukan intervensi," kata Buwas sapaan akrabnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News