Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang pada April 2025 meningkat secara bulanan, meskipun masih sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, TPK Hotel Bintang mencapai 46,98% pada April 2025. Capaian ini naik 13,42% dibandingkan bulan Maret 2025, meskipun secara tahunan mengalami penurunan tipis sebesar 0,16 persen poin.
“Peningkatan ini didorong oleh berbagai faktor, mulai dari libur hari besar keagamaan, penyelenggaraan event olahraga, hingga festival musik yang digelar di berbagai wilayah,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/6).
Bali tercatat sebagai provinsi dengan TPK Hotel Bintang tertinggi, yakni 57,23%. Tingginya tingkat hunian di Bali dipicu oleh tingginya kunjungan wisatawan selama periode libur Lebaran dan berbagai agenda hiburan dan olahraga berskala nasional dan internasional.
Selain Bali, Provinsi Sumatera Barat menunjukkan lonjakan tertinggi secara bulanan. TPK di wilayah ini mencapai 48,34%, meningkat 26,84 persen poin dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kenaikan TPK tertinggi secara bulanan terjadi di Sumatera Barat. Ini didorong oleh momentum libur Lebaran, long weekend, dan juga penyelenggaraan event olahraga, seni, dan budaya yang mampu menarik wisatawan,” jelas Pudji.
Baca Juga: Pelaku Usaha Tavel dan Perhotelan Sambut Positif Paket Stimulus Pemerintah
Secara nasional, hampir seluruh provinsi mencatat peningkatan TPK hotel bintang pada April 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Hanya dua provinsi yang mengalami penurunan, yaitu Papua Pegunungan dan Papua Selatan, yang diduga karena minimnya aktivitas wisata maupun event selama periode tersebut.
Peningkatan TPK ini menjadi sinyal positif bagi sektor perhotelan yang sempat terpukul akibat pandemi dan perlambatan ekonomi global. Libur panjang dan intensitas acara publik dinilai berhasil mendorong masyarakat untuk kembali melakukan perjalanan.
Pudji menambahkan BPS akan terus memantau perkembangan ini sebagai bagian dari indikator pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan jasa akomodasi.
“Tingkat hunian hotel ini bukan hanya mencerminkan geliat wisata, tapi juga menunjukkan daya beli masyarakat dan pergerakan ekonomi lokal,” kata Pudji.
Dengan kenaikan TPK yang cukup signifikan di berbagai daerah, pelaku industri perhotelan diharapkan dapat menangkap momentum ini untuk meningkatkan layanan dan menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Baca Juga: Okupansi Hotel di Jakarta Turun, Apindo Minta Pemerintah Beri Insentif
Selanjutnya: Waspadai Sinyal Negatif dari Tren Deflasi Berkepanjangan Terhadap Ekonomi Domestik
Menarik Dibaca: Moms Wajib Lakukan 4 Hal Ini Setelah Berhubungan Seks Untuk Kebersihan Vagina Ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News