kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.389   22,05   0,26%
  • KOMPAS100 1.163   3,35   0,29%
  • LQ45 847   4,23   0,50%
  • ISSI 292   0,76   0,26%
  • IDX30 446   3,97   0,90%
  • IDXHIDIV20 513   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,41   0,31%
  • IDXV30 138   0,55   0,40%
  • IDXQ30 141   0,94   0,67%

BPS Catat Tingkat Hunian Hotel Berbintang Menurun pada Awal Tahun


Selasa, 08 April 2025 / 12:26 WIB
BPS Catat Tingkat Hunian Hotel Berbintang Menurun pada Awal Tahun
ILUSTRASI. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia mengalami penurunan pada Januari dan Februari 2025.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia mengalami penurunan pada Januari dan Februari 2025.

Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), TPK hotel bintang tercatat sebesar 48,38% atau turun 9,68 persen poin secara month to month (mtm) pada Januari 2025.

Begitu juga pada Februari 2025, TPK hotel bintang tercatat 47,21%, turun 1,17 poin persentase secara mtm. Sementara secara tahunan, TPK hotel bintang juga mengalami penurunan 2,24 persen.

Baca Juga: BPS Catat Nilai Tukar Petani Meningkat 0,22% Pada Maret 2025

"TPK Februari 2025 mencapai 47,21% atau mengalami penurunan baik secara bulanan dan secara tahunan," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M.Habibullah dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (8/4).

Provinsi DKI Jakarta mencatatkan tingkat hunian hotel tertinggi di Indonesia pada Februari 2025 dengan angka 59,07%. 

Disusul oleh Kalimantan Selatan sebesar 53,29% dan Kalimantan Timur sebesar 52,78%.

Di sisi lain, tingkat hunian hotel terendah terjadi di Papua Barat sebesar 23%, diikuti oleh Bangka Belitung sebesar 22,33% dan Sulawesi Barat sebesar 20,86%.

Baca Juga: Harga Grosir Naik, Inflasi IHPB Maret 2025 Tembus 0,75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×