Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan pertumbuhan ekonomi (PDB) pada triwulan III yang akan diumumkan tanggal 17 Oktober 2008 nanti masih akan baik bahkan di atas 6%. Rupanya imbas krisis global yang terjadi belum begitu terasa pada kinerja perekonomian triwulan tersebut.
Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan walaupun ekspor mengalami penurunan, namun penurunan terjadi hanya di sektor migas sedangkan non migas masih menunjukkan kinerja pertumbuhan yang baik.
"Ekspor secara keseluruhan memang menurun. Namun PDB dibentuk oleh ekspor non migas, kalau penurunan ekspor hanya di migas tidak apa-apa karena yang menderita cuma Pertamina. Itu juga karena penurunan nilai bukan real ekspor, real ekspor masih bagus," kata Rusman di Jakarta, Senin (3/11).
Rusman menambahkan, pada triwulan III masuk juga bulan September di mana kegiatan ekonomi meningkat dengan masuknya bulan puasa dan lebaran. Bulan September, menurut Rusman men-drive pertumbuhan triwulan III paling tinggi karena konsumsi rumah tangga di bulan tersebut juga paling tinggi.
"Kalau kita bicara triwulan III belum terlalu banyak cerita-cerita buruk tentang PDB. Tapi kalau bicara triwulan IV yang kita jalankan, melihat beberapa indikasi ada kemungkinan terjadi perlambatan. Mungkin dampakm krisis sudah mulai terasa," kata Rusman.
Walaupun pada triwulan IV akan terjadi perlambatan, namun tidak akan sebesar pada 2009. Rusman bahkan mengaku lebih pesimis yang akan terjadi pada 2009 di banding triwulan IV 2008, sehingga dia optimis target pertumbuhan ekonomi 2008 sebesar 6% sampai akhir tahun bakal tercapai.
Keoptimisannya didasari karena pada tiga triwulan pertama 2008, pertumbuhan ekonomi sudah tinggi lebih dari 6% sehingga pemerintah sudah punya reserve. "Jadi walaupun jelek-jeleknya ada di penurunan di triwulan IV dia masih bisa dikompensasi oleh tabungan pertumbuhan ekonomi di atas 6% pada 3 triwulan sebelumnya," katanya.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Bambang PS Brojonegoro memprediksi akan ada pelemahan pertumbuhan di banding triwulan sebelumnya yang sebesar 6,39%. "Sedangkan untuk 2008 masih bisa di capai target 6%," katanya. Walaupun tak bisa memastikan berapa kisarannya, namun turunnya kinerja ekspor dan pengaruh harga minyak akan sedikit memperlambat ekonomi di triwulan III.
Direktur Eksekutif INDEF Ahmad Erani Yustik juga memperkirakan akan ada penurunan pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2008 walaupun tidak drastis. "Pertumbuhan ekonomi sekitar 6%, hal itu karena konsumsi dan investasi mengalami penurunan," katanya, kemarin. Ia memprediksi hantaman krisis akan benar-benar terasa di bulan Oktober-Desember 2008. Penurunan ekspor terjadi karena harga komoditi andalan Indonesia merosot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News