kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS: Impor barang dan jasa terkontraksi 2,19% yoy di kuartal I-2020


Selasa, 05 Mei 2020 / 20:25 WIB
BPS: Impor barang dan jasa terkontraksi 2,19% yoy di kuartal I-2020
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyebarnya virus Corona rupanya menekan pertumbuhan impor barang dan jasa di kuartal I-2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor barang dan jasa terkontraksi 2,19% yoy. Meski begitu, kontraksinya jauh lebih baik dari kontraksi di kuartal I-2019 yang sebesar 7,47% yoy. 

"Kontraksi impor barang dan jasa disebabkan oleh impor barang dan impor jasa yang masing-masing mengalami kontraksi. Tapi, impor jasa terkontraksi lebih dalam," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (5/5). 

Baca Juga: Ekspor barang jasa tumbuh 0,24% yoy di kuartal I-2020

Terperinci, impor barang tercatat kontraksi 1,00% yoy. Meski begitu, kontraksinya membaik dari kuartal pertama tahun lalu yang mencapai 8,42% yoy. Impor barang non minyak dan gas (migas) tercatat mengalami kontraksi 3,81% yoy, atau membaik dari kontraksi kuartal I-2019 yang sebesar 5,35% yoy. ini seiring dengan penurunan impor besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, serta kendaraan dan bagiannya. 

Sementara itu, impor migas tercatat tumbuh positif 15,93% yoy, seiring dengan peningkatan nilai dan volume impor migas di kuartal I-2020. Padahal, di kuartal pertama tahun lalu, impor migas terkontraksi 23,34% yoy. "Selain itu, penurunan harga minyak dunia di bulan Maret 2020 juga mempengaruhi peningkatan volume impor migas," tambah Suhariyanto. 

Baca Juga: Konsumsi pemerintah tumbuh 3,74% di kuartal I-2020

Lebih lanjut, impor jasa tercatat mengalami kontraksi 9,57% yoy. Penurunan ini jauh lebih dalam dari kontraksi di kuartal I-2019 yang sebesar 1,14% yoy. Capaian ini sejalan dengan menurunnya jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Penyebab utamanya adalah adanya pelarangan umroh sejak Februari 2020 akibat Covid-19 yang mulai mewabah masif dan penutupan pintu masuk di beberapa negara yang melakukan lockdown sehingga jumlah perjalanan ke luar negeri turun," tandas Suhariyanto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×