Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah menggaungkan wacana peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian apakah wacana ini jadi diimplementasikan.
Meski sudah ada wacana tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menegaskan, hingga saat ini masih belum ada hitungan pasti terkait dampak peningkatan harga BBM bersubsidi terhadap ekspektasi inflasi.
Baca Juga: Berdampak Luas, BPS Minta Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga BBM
“Tidak bisa dijawab secara gamblang. Harus dilakukan pendalaman dahulu oleh tim BPS. Akan dipelajari lebih lanjut,” tegas Margo saat menjawab pertanyaan awak media, Kamis (1/9).
Dalam hal ini, Margo menegaskan pengaruh yang akan dikaji oleh BPS, salah satunya, dalam hal pengaruhnya kepada masyarakat untuk melakukan pembelian dan bagaimana ekspektasi inflasi komoditas-komoditas lain. Mengingat, harga BBM bisa memberikan efek multiplier pada inflasi.
Sedangkan bila menilik harga BBM non subsidi yang sudah naik sejak April 2022, Margo menyebut pada Agustus 2022 ada kenaikan harga sekitar 5,75% yoy dan memberikan andil pada inflasi umum sebesar 0,20%.
Baca Juga: Jika Harga BBM Subsidi Naik, Sektor Manufaktur Bakal Tertekan
Ke depan, Margo meminta pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap harga BBM. Pasalnya, ini cukup memberi efek multiplier pada perekonomian.
“Kalau harga BBM naik, akan menyebabkan harga-harga di beberapa sektor lain untuk meningkat dan akan berdampak pada inflasi umum,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News