Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui vaksin virus corona baru buatan Sinovac Life Sciences Co Ltd. untuk diberikan kepada lansia usia di atas 60 tahun.
Berdasarkan salinan Surat BPOM bernomor: T-RG.01.03.32.322.02.21.00605/NE tertanggal 5 Februari 2021 yang Kontan.co.id miliki, Kepala BPOM Penny K. Lukito memberikan persetujuan vaksin virus corona Sinovac bisa diberikan kepada lansia dengan pertimbangan kondisi darurat pandemi Covid-19.
Surat tersebut adalah jawaban atas surat PT Bio Farma yang meminta izin penambahan indikasi untuk populasi lansia (60 tahun ke atas) atas vaksin virus corona Sinovac dengan interval penyuntikan 0 dan 28 hari.
Mengacu hasil terbaru dari uji klinis Fase I dan II yang Sinovac lakukan di China, vaksin virus corona buatan mereka menimbulkan respons kekebalan humoral pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.
Baca Juga: Sah, BPOM izinkan vaksin corona Sinovac bagi lansia di atas 60 tahun, ini syaratnya
Melansir Global Times, hasil uji klinis Fase I dan II dari vaksin Sinovac terhadap orang dewasa berusia 60 tahun ke atas terbit di jurnal medis Lancet pada Rabu (3/2) lalu.
Sinovac mengklaim, itu merupakan laporan pertama dari vaksin virus corona mereka yang diuji coba kepada orang dewasa yang lebih tua berusia 60 tahun ke atas.
Kemanjuran vaksin biasanya berkurang pada orang dewasa yang lebih tua karena penuaan kekebalan.
Tetapi, hasil uji klinis menunjukkan, vaksin Sinovac bisa menoleransi dengan baik dan imunogenik alias menghasilkan respons kekebalan tubuh pada orang dewasa sehat berusia 60 tahun ke atas. Serta, respons antibodi terhadap virus corona baru tidak berkurang pada populasi ini.
Efek samping vaksin Sinovac
Dan, pada Rabu (3/2), permohonan Sinovac untuk peluncuran vaksin mereka bertajuk CovonaVac bagi pasar bersyarat telah mendapat persetujuan dari regulator obat China.
Baca Juga: Hindari! Ini 6 tempat dengan risiko tinggi penularan virus corona menurut WHO
Persetujuan itu menjadi langkah maju yang besar dalam produksi vaksin untuk penggunaan publik.
Vaksin Sinovac mendapat lampu hijau untuk penggunaan darurat di China pada Juli 2020 dan telah diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Feng Duojia, Presiden Asosiasi Industri Vaksin China, mengatakan kepada Global Times pada Kamis (4/2), data uji klinis fase III dan persetujuan dari otoritas dibutuhkan, sebelum vaksinasi terhadap orangtua.
Sinopharm kemungkinan akan mengumumkan data uji klinis tahap III lebih awal dari Sinovac, karena yang pertama memperoleh persetujuan pasar bersyarat.
Feng mengatakan, kedua perusahaan farmasi tersebut kemungkinan akan mengumumkan data uji klinis fase III terhadap kelompok lansia dan anak-anak di sekitar Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Pastikan vaksinasi jalan, pengiriman vaksin Sinovac ke Indonesia rampung Juli 2021
Menurut laporan Lancet, Sinovac melakukan uji klinis fase I dan II pada orang dewasa sehat berusia 60 tahun ke atas di Renqiu, Provinsi Hebei, China Utara.
Sebanyak 72 peserta dengan usia rata-rata 65,8 tahun terdaftar dalam uji klinis tahap I. Sedang pada uji klinis tahap II, Sinovac merekrut 350 peserta dengan usia rata-rata 66,6 tahun.
Efek samping yang muncul adalah ringan atau sedang. Yang paling sering adalah nyeri di tempat suntikan yang terjadi pada 39 peserta dan demam yang dialami 14 orang.
Sebagian besar reaksi itu terjadi dalam tujuh hari setelah vaksinasi, dan peserta pulih dalam waktu 48 jam.
Selanjutnya: WHO mencatat 25 gejala virus corona baru, apa saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News