Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
Persetujuan itu menjadi langkah maju yang besar dalam produksi vaksin untuk penggunaan publik.
Vaksin Sinovac mendapat lampu hijau untuk penggunaan darurat di China pada Juli 2020 dan telah diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Feng Duojia, Presiden Asosiasi Industri Vaksin China, mengatakan kepada Global Times pada Kamis (4/2), data uji klinis fase III dan persetujuan dari otoritas dibutuhkan, sebelum vaksinasi terhadap orangtua.
Sinopharm kemungkinan akan mengumumkan data uji klinis tahap III lebih awal dari Sinovac, karena yang pertama memperoleh persetujuan pasar bersyarat.
Feng mengatakan, kedua perusahaan farmasi tersebut kemungkinan akan mengumumkan data uji klinis fase III terhadap kelompok lansia dan anak-anak di sekitar Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Pastikan vaksinasi jalan, pengiriman vaksin Sinovac ke Indonesia rampung Juli 2021
Menurut laporan Lancet, Sinovac melakukan uji klinis fase I dan II pada orang dewasa sehat berusia 60 tahun ke atas di Renqiu, Provinsi Hebei, China Utara.
Sebanyak 72 peserta dengan usia rata-rata 65,8 tahun terdaftar dalam uji klinis tahap I. Sedang pada uji klinis tahap II, Sinovac merekrut 350 peserta dengan usia rata-rata 66,6 tahun.
Efek samping yang muncul adalah ringan atau sedang. Yang paling sering adalah nyeri di tempat suntikan yang terjadi pada 39 peserta dan demam yang dialami 14 orang.
Sebagian besar reaksi itu terjadi dalam tujuh hari setelah vaksinasi, dan peserta pulih dalam waktu 48 jam.
Selanjutnya: WHO mencatat 25 gejala virus corona baru, apa saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News