Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
AstraZeneca perusahaan Inggris-Swedia yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama Universitas Oxford membela keamanan produknya. "Keamanan vaksin telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis fase III, dan data peer-review menegaskan vaksin secara umum diterima dengan baik," kata juru bicara mereka kepada AFP.
Inggris yang gencar melakukan vaksinasi dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca juga menyebutnya aman dan efektif. Penangguhan vaksinasi Denmark akan ditinjau lagi setelah dua minggu, sehingga target seluruh populasi orang dewasa yang divaksinasi bergeser ke pertengahan Agustus, dari yang semula awal Juli.
"Kami jelas sedih dengan kabar ini," ucap Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen. "Selalu ada risiko dengan vaksin. Segalanya berjalan bagus di Denmark, tapi ada beberapa risiko terkait vaksin AstraZeneca yang perlu diperiksa lebih cermat. Menurut saya, itu cara yang tepat untuk melanjutkan," imbuhnya.
Direktur Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom menegaskan, mereka tidak menyetop total penggunaan vaksin AstraZeneca, hanya menghentikan sementara. "Ada dokumentasi luas yang membuktikan vaksin itu aman dan efisien," ujarnya.
"Tetapi kami dan Badan Obat-obatan Denmark harus bertindak berdasarkan informasi tentang kemungkinan efek samping serius, baik di Denmark maupun negara-negara Eropa lainnya." Sejauh ini ada satu orang di Denmark yang meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19, dan EMA sedang menyelidiki kematiannya.
Indonesia sudah memiliki 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk program vaksinasi nasional. Badan POM pun sudah mengeluarkan izin darurat vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun belum jelas, kapan vaksin Covid-19 AstraZeneca akan digunakan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Negara Eropa Tangguhkan Vaksin AstraZeneca karena Pembekuan Darah Pasien",
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara
Selanjutnya: Vaksin AstraZeneca datang, bisakah cegah virus corona B.1.1.7? Ini kata Kemenkes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News