kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.150   76,41   1,08%
  • KOMPAS100 1.052   13,23   1,27%
  • LQ45 829   11,45   1,40%
  • ISSI 213   0,81   0,38%
  • IDX30 429   7,70   1,83%
  • IDXHIDIV20 515   9,10   1,80%
  • IDX80 120   1,25   1,06%
  • IDXV30 122   1,04   0,86%
  • IDXQ30 141   2,32   1,68%

BPK: 54% investasi di BUMN mubazir


Jumat, 23 Januari 2015 / 18:24 WIB
BPK: 54% investasi di BUMN mubazir
ILUSTRASI. OJK menyebut minat investor asing terhadap perusahaan asuransi di Indonesia masih tinggi../pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/.


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak sedikit yang masih mengalami kerugian. Padahal, peran BUMN untuk pembangunan nasional sangat dibutuhkan negara.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan penyebab utama BUMN mengalami merugian. Menurut BPK, Penyebab utama kerugian BUMN disebabkan karena banyaknya investasi yang sia-sia.

"Jadi, 54 persen kerugian itu karena misinvestasi. Investasinya mubazir." ujar Anggota BPK Bidang BUMN Achsanul Qosasi dalam diskusi publik optimalisasi Deviden BUMN, Jakarta, Junat (23/1/2015). 

Dia mengaku heran mengapa banyak investasi BUMN yang mubazir. Achsanul pun mengatakan tak tahu apakah hal tersebut akibat adanya intervensi politik atau bukan.

Selain karena banyaknya investasi yang mubazir, kerugian BUMN juga disebabkan belum dibayarkannya PSO oleh pemerintah. Padahal kata dia, sebagian besar BUMN menerapkan kebijakan PSO.

"Faktor berikutnya karena 24 persen BUMN PSO, dan itu yang dilakukan BUMN belum dibayar oleh pemerintah," kata Achsanul.

Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pemerintah tak menungggak pembayaran PSO BUMN. Pasalnya, tak dibayarkannya PSO jelas akan membebani keuangan BUMN.

Saat ini, jumlah BUMN Indonesia berjumlah 142 dan memiliki total jumlah aset Rp 4.200 triliun. Sementara sumbangsih BUMN terkait pajak kepada negara sebesar Rp 100 triliun, laba Rp 122 triliun, deviden Rp 38 triliun, KUR Rp 33 triliun, dan PKBM Rp 11 triliun.(Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×