CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

BPJS Kesehatan Dorong Inovasi dan Digitalisasi Layanan


Jumat, 28 Juni 2024 / 16:27 WIB
BPJS Kesehatan Dorong Inovasi dan Digitalisasi Layanan
ILUSTRASI. BPJS Kesehatan - kontan native online


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - DEPOK. Program JKN telah memberikan dampak untuk perluasan akses, peningkatan mutu layanan dan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi Masyarakat Indonesia. Per 1 Juni 2024, jumlah peserta BPJS Kesehatan sebanyak 272.345.102 jiwa, atau 97,54% dari total jumlah penduduk sebanyak 279.188.866 jiwa.

"Untuk itu, BPJS Kesehatan melakukan pengelolaan inovasi dan menerapkan digitalisasi layanan melalui teknologi cerdas untuk efektivitas efisiensi bisnis proses JKN," kata Doni Hendrawan, Deputi Direksi Bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan BPJS Kesehatan di Kampus UI Depok, Jumat (28/6/2024)
.
Di samping itu, BPJS Kesehatan senantiasa berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi. Yang terang, Doni bilang, BPJS Kesehatan terus melakukan transformasi mutu layanan agar mudah, cepat dan setara, yakni tidak ada perbedaan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.

Untuk memberikan kemudahan dalam akses layanan administrasi, BPJS Kesehatan terus mengoptimalakan layanan Pandawa, mobile JKN, BPJS Satu, BPJS Keliling, Care Center 165, CIKA dan VIKA sebagai layanan informasi. "Termasuk sentralisasi administrasi kepesertaan, perluasan dan pelayanan peserta dan pengembangan proses bisnis melalui pemusatan layanan agar efektif dan efisien," terang Doni.

Berdasarkan segmen peserta, Doni menyebutkan, yang paling banyak mengakses FKTP adalah PBI APBN dengan tren yang meningkat dari tahun 2019. Tahun 2023, jumlah yang peserta
yang mengakses FKRTL 92,9 Juta dengan proporsi PBI APBN. "Salah satu faktor peningkatan jumlah peserta yang mengakses layanan karena meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan," ujarnya.

Adapun tantangannya aksesibilitas yang berkualitas di FKTP dengan pemenuhan nakes, sarpras, obat untuk mengurangi rujukan ke FKRTL. Di sisi lain, terjadi peningkatan jumlah peserta yang mengakses pelayanan di FKRTL yakni sebesar 25,4% (5,3 juta jiwa) dibandingkan tahun 2019. Peningkatan akses tertinggi pada peserta PBI APBN sebesar 50% (2,4 juta jiwa) dibandingkan tahun 2019.

Menurut Doni, salah satu faktor peningkatan jumlah peserta yang mengakses layanan karena meningkatknya kepercayaan masyarakat terhadap Jaminan Kesehatan Nasional. "Ke depan, tantangan adalah peningkatan utilisasi dan pembiayaan sebagai dampak peningkatan aksesibilitas peserta," imbuhnya.

Terkait pembiayaan, realisasi biaya di sepanjang tahun 2023 meningkat Rp 45,5 triliun dari tahun sebelumnya. Secara tren dari tahun ke tahun mengalami peningkatan biaya dengan biaya tertinggi di tahun 2023 sebesar Rp 158,2 triliun. Doni menyebutkan, juga terjadi tren penurunan proporsi biaya di FKTP sejak tahun 2022, dan semakin turun pada tahun 2023 paska terbitnya Permenkes No 3/2023. "Yang pasti, peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan perlu diikuti dengan peningkatan mutu layanan faskes," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×