Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Di Washington DC, menurut Emil, populasi penduduknya hanya 700.000 jiwa yang menempati lahan seluas 17.000 hektare. Di sana, dengan lahan dan penduduk sebanyak itu, orang bisa berjalan kaki dengan nyaman.
Karena itu, lahan yang terlalu luas akan berdampak pada besarnya beban penyediaan infrastruktur. Jadi, Emil menyarankan, kalau 1,5 juta penduduk, lahannya cukup 35.000 hektare saja.
"Kalau akan dihuni 1 juta penduduk tapi lahannya 200.000 hektare, kebayang borosnya aspal, kabel, infrastruktur hanya untuk mengakomodir penduduk itu," imbuh Emil.
Baca Juga: Penajam Paser Utara jadi Ibu Kota, Tol Balikpapan-Samarinda siap beroperasi
Memang, Emil tak mempersoalkan konsep city forest pada Ibu Kota baru. Namun, dalam konsep tata kota penduduk perkotaan mesti mendapat fasilitas layanan yang serba dekat.
"Yang jadi masalah itu luasnya, manusia di kota butuh jarak dekat bukan jauh. Jarak jauh konsekuensinya mahal infrastruktur. Berarti trotoar harus lebih panjang, jalan banyak, maka belajar dari kesalahan negara lain, tirulah yang baik, dari kajian saya itu," jelas Emil.
Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ridwan Kamil Kritik Desain Ibu Kota Baru"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News