kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BNPB keluhkan anggaran penanggulangan bencana yang minim


Jumat, 28 Desember 2018 / 16:44 WIB
BNPB keluhkan anggaran penanggulangan bencana yang minim
ILUSTRASI. Kepala Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat anggaran untuk dana menanggulangi bencana di Indonesia masih kurang. Padahal, bencana yang terjadi di Indonesia dalam setahun terakhir menelan biaya yang cukup besar karena menelan korban ribuan jiwa dan kerusakan infrastruktur yang nilainya mencapai triliunan. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutop Purwo Nugroho mengatakan, setiap tahunnya, BNPB mengalokasiKan anggaran untuk  penanggulangan bencana. Sebagai contoh pada tahun 2018, BNPB menganggarkan dana untuk penanggulangan bencana sebesar Rp 4 triliun. 

"Tapi anggaran tersebut masih kurang karena banyaknya bencana setahun terakhir,"ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (28/12).

Pada tahun ini, rentetan bencana menerjang Indonesia. Antara lain, gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB), serta gempa, tsunami, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah (Sulteng). Karena itu, BNPB mengusulkan tambahan anggaran kepada Kementerian Keuangan (Kemkeu).

Maka pada tahun 2018 dana penanggulangan bencana BNPB menjadi sebesar Rp 7,19 triliun. Anggaran tersebut digunakan dalam penanganan bencana gempa NTB, bencana Sulteng, kebakaran hutan di enam provinsi, erupsi Gunung Sinabung, dan erupsi Gunung Agung. "Sementara untuk bencana lainnya belum kebagian," terang Sutopo.

Meski sudah ditambah, tapi Sutop menilai, anggaran saat ini pun masih kurang. Menurut Sutopo, untuk kebutuhan rekonstruksi dan rehabilitasi di NTB dan Sulteng saja membutuhkan dana hingga Rp 34 triliun.

Saat ini dana yang sudah terkumpul baru Rp 18,39 triliun dimana Rp 6 triliun berasal dari dalam negeri sementara sisanya merupakan dana luar negeri. Indonesia masih kekurangan dana Rp 15,6 triliun untuk proses rekonstruksi dan rehabilitasi.  "Dampak bencana terhadap ekonomi demikian besar," jelas Sutopo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×