Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat, jumlah pengiriman uang (remitansi) tenaga kerja Indonesia mencapai Rp 28,5 triliun. Deputi Perlindungan BPN2TKI Lisna Yoeliani Poeloengan menyatakan, angka tersebut bisa lebih besar dari yang dicatat Bank Indonesia.
Lisna beralasan, banyak TKI yang mengirimkan uang tidak melalui perbankan. "TKI juga mengirim uangnya ke kampung halaman lewat perantara di luar jasa perbankan, termasuk yang dititipkan ke sesama TKI serta jasa kurir peorangan," katanya, Rabu (24/8) malam.
Tahun ini, Lisna memperkirakan, jumlah uang kiriman TKI bisa mencapai Rp 100 triliun. Uang kiriman ini baik yang dikirim melalui perbankan ataupun lewat jasa lainnya.
Pada semester lalu, jumlah kiriman TKI dari Malaysia masih yang tertinggi. Nilainya mencapai US$ 1,153 miliar. Selain itu sisanya berasal dari TKI di Taiwan sebesar US$ 238 juta, Hong Kong US$ 228 juta, Singapura US$ 128 juta, Jepang US$ 76 juta, Korea Selatan US $ 42 juta, Brunei US$ 28 juta, Macao US$ 20 juta dan lain-lain US$ 1,039 juta.
Sementara dari kawasan Timur Tengah, Eropa, dan Afrika, mencapai US$ 1,359 miliar. Rinciannya, kiriman dari TKI Arab Saudi US$ 1,133 miliar, Uni Emirat Arab US$ 102 juta, Yordania/Siria US$ 46 juta, Qatar US$ 23 juta, Kuwait US$ 20 juta, Oman US$ 15 juta, Cyprus US$ 6,121 juta, kawasan negara Afrika yang banyak menerima TKI US$ 2,557 juta, di luar negara Sudan US$ 237.316, Mesir US$ 45.958, dan beberapa negara kecil dalam penempatan TKI di Afrika yakni US$ 1,475 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News