kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

BMKG: Sebanyak 28% Wilayah Indonesia Telah Memasuki Musim Kemarau


Selasa, 06 Juni 2023 / 19:12 WIB
BMKG: Sebanyak 28% Wilayah Indonesia Telah Memasuki Musim Kemarau
ILUSTRASI. Musim Kemarau: Kondisi tanah terangkat yang disebabkan pergerakan tanah di kolam mina padi milik warga, Desa Sawang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan,


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, sebanyak 28 persen wilayah Indonesia atau 194 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau pada Juni 2023.

Pihaknya lantas mengatakan wilayah tersebut perlu mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kekeringan.

"Artinya ini yang prioritas harus waspada, harus siaga, karena ancaman potensi terjadinya karhutla dan kekeringan," ujar Dwikorta saat konferensi pers virtual yang diselenggarakan BMKG pada Selasa, (6/6/2023).

Baca Juga: Efek El Nino Belum Mampu Mengangkat Harga Minyak Sawit

Adapun 28 persen wilayah tersebut meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian timur, Bengkulu bagian selatan, Lampung bagian selatan, Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, NTB, dan NTT, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.

"Masih belum seluruhnya memasuki (musim kemarau) ya, namun segera di bulan Juli, Agustus, bahkan September itu akan semakin bertambah," ucap Dwikorta.

Ia lantas menyebutkan dampak yang terjadi dari potensi karhutla yang pernah terjadi di tahun 2019, yakni mencapai kerugian sekitar Rp 77 triliun yang dicatat oleh Bank Dunia.

Adapun fenomena karhutla bisa dipicu dari banyaknya titik panas atau hotspot yang menyebar di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Timur, Riau, Jambi, sebagian Jawa, hingga Papua bagian selatan.

Baca Juga: Ini Emiten yang Berpotensi Terdampak Fenomena El Nino di Tahun 2023

"Pada tanggal 19 September 2019 itu titik api, titik panas mencapai 4.421," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Sebut 28 Persen Wilayah Indonesia Masuk Siaga Karhutla dan Kekeringan"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×