Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan pertumbuhan investasi tahun depan tumbuh 15% dibandingkan tahun ini.
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan di 2014.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, di tahun depan PMDN ditargetkan memberikan porsi 40% dari total investasi.
Untuk tahun depan, BKPM menargetkan investasi bisa tembus Rp 450 triliun. Saat ini, investor dalam negeri baru menyumbang sepertiga dari total investasi.
"Mudah-mudahan nanti (PMDN) mendekati 40% dari total," ujar Mahendra, Rabu (4/12).
Sekadar mengingatkan, dari Januari hingga September 2013 realisasi investasi tercatat Rp 293,3 triliun atau naik 27,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012.
Untuk PMDN-nya sendiri menyumbang 32,08% dengan realisasi investasi sebesar Rp 94,1 triliun. Sedangkan untuk PMA memberikan porsi 67,92% dengan realisasi Rp 199,2 triliun.
Bila melihat lebih jauh, tren PMDN memang menanjak drastis dibandingkan PMA. Misalnya, nominal pencapaian PMDN dari Januari hingga September yang mencapai Rp 94,1 triliun itu naik 43,2% dibanding periode sama tahun lalu. Sedangkan PMA-nya sendiri bila dibanding tahun lalu hanya naik 21,3%.
Menurut Mahendra, banyak PMA yang ternyata adalah investor Indonesia sendiri, misalnya PMA dari Singapura dan Malaysia.
Tak hanya itu, investor Indonesia pun sekarang ini sedang didorong untuk lebih berkembang dan mendunia.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dalam peringkat negara yang menjanjikan untuk bisnis, Indonesia menduduki peringkat pertama di tahun ini.
Lebih baik dari China, Thailand dan India
Indonesia dianggap sebagai negara yang paling aktraktif bagi Jepang. Posisi ini mengalahkan India, Thailand, dan China yang masing-masing menduduki peringkat kedua, ketiga, dan keempat.
Sehingga, Mantan Wakil Menkeu ini optimis target investasi tahun depan masih bisa tercapai di tengah ketidakpastian ekonomi.
Sektor yang dianggap potensial untuk tahun depan adalah pemrosesan produk tambang, otomotif, dan elektronik.
"Kita melihat investasi kita bisa digunakan untuk menerobos pasar ekspor negara lain, terutama negara tetangga kita," papar Mahendra.
Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai tren-nya memang PMDN akan meningkat di tahun-tahun ke depan.
Situasi global yang sedang tidak menentu ini mesti dimanfaatkan sebagai momentum untuk mendorong investor lokal.
Namun, memang kontribusi PMDN terhadap investasi di tahun depan tidak akan optimal. Pasalnya, di tahun ini Bank Indonesia (BI) melakukan pengetatan kebijakan moneternya dengan menaikkan BI rate kembali menjadi 7,5%. Kebijakan ini akan sangat berpengaruh bagi investor dalam negeri.
Maka dari itu, untuk bisa memaksimalkan kinerja investor domestik BKPM perlu memberikan fasilitas. "Fasilitasi dalam sisi perijinan yang dipermudah dan koordinasi di daerah," tutur Prasetyantoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News