Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat nilai investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal II-2023 mencapai Rp 349,8 triliun.
Realisasi investasi pada Kuartal-II tersebut meningkat 15,7% dibandingkan periode sama tahun lalu atau Year on Year (YoY) dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 464.289 orang.
Tahun ini, BKPM memiliki target investasi sebesar Rp 1.400 triliun, kecuali dalam sektor hulu minyak dan gas (migas) dan sektor keuangan.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi menjadi instrumen dan faktor penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Investasi Sektor Padat Modal Masih Mendominasi, Bahlil: Ini Jebakan Batman
“Ini salah satu syarat agar pertumbuhan ekonomi kita tetap di atas 5% karena defisit anggaran sudah normal, sudah di bawah 3%, sehingga investasi merupakan salah satu instrumen untuk menutupi kekosongan itu,” kata Bahlil, Jumat (21/7).
Menurutnya, kepercayaan global dan pengusaha dalam negeri juga memberikan kontribusi penting dalam pembangunan negara di tengah tahun politik.
Adapun Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi paling besar mencapai Rp 186,3 triliun, sedangkan besaran Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) realisasinya mencapai Rp 163,5 triliun.
Bahlil menambahkan bahwa meskipun kontribusi PMA lebih tinggi dibanding PMDN, investasi dalam negeri tetap tumbuh signifikan, terlihat dari pertumbuhan PMDN yang mencapai 17,6% dari realisasi periode sama tahun lalu, dibandingkan dengan pertumbuhan PMA yang hanya mencapai 14,2% dari periode sama tahun lalu.
Sebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa juga masih mendominasi, yakni dengan kontribusi sebesar Rp 182,0 triliun atau 52,0% dari total capaian realisasi investasi, meningkat 15,9% YoY.
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan Akan Segera Eksekusi Pengeboran Minyak Non Konvensional
PMA tertinggi dipegang oleh provinsi Jawa Barat sebesar US$ 2,6 miliar, diikuti oleh Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur. Sementara itu, PMDN tertinggi dipegang oleh provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 21,6 triliun, diikuti oleh Riau, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur.
Sektor yang memberikan kontribusi tertinggi pada realisasi PMA dan PMDN di Kuartal II tahun ini adalah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi, serta pertambangan dengan besaran investasi Rp 43,0 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News