Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menghimbau eksportir untuk membawa kembali devisa hasil ekspor dan mengkonversikannya ke mata uang rupiah. Hal ini bakal membantu pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dlolar Amerika Serikat (AS).
Sebab, rupiah sempat menyentuk Rp 14.600 per dollar AS, atau berada di level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Oleh karena itu, pemerintah tengah menyiapkan insentif agar devisa hasil ekspor (DHE) bisa diam di perbankan Indonesia.
“Kami sedang lihat lagi mekanismenya yang pas,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta, Senin (13/8).
Ia mengatakan, salah satu insentif yang tengah dikaji, adalah perbaikan dari kebijakan bebas pajak deposito DHE. Sebab, saat ini implementasinya sulit.
“Dulu ada kebijakan bebas pajak untuk deposito untuk DHE. Itu impelmentasinya tak terlalu smooth. Karena tidak ada yg bisa mastikan itu deposito DHE apa bukan,” jelasnya.
Dengan demikian, ia mengatakan, bentuk insentifnya kini masih dikaji. Diharapkan, implementasi kebijakannya nanti bisa efektif menahan DHE di perbankan domestik.
“Yang pasti kami ingin memberikan insentif supya DHE bisa diam di bank di Indonesia dan kemudian dikonversi,” ucapnya.
Asal tahu saja, pembebasan pajak deposito untuk DHE sudah ada sejak 2015 lalu. Jika DHE disimpan dalam dollar AS selama 1 bulan, pajak yang dikenakan adalah 10%. Bila lebih lama lagi, misalnya 3 bulan dan 6 bulan, pajak yang dikenakan masing-masing adalah 7,5% dan 2,5%.
Adapun, bila DHE disimpan dalam jangka waktu satu tahun atau lebih, pajak depositonya dibebaskan
Sementara, jika DHE disimpan dalam rupiah, untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan, pajak yang dikenakan masing masing 7,5% dan 5%. Jika 6 bulan atau lebih, maka pajaknya dibebaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News