Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
Menjawab serius dan sederhana
Ayahnya, Alwi Abdul Djalil Habibie, adalah yang pertama ditanya Rudy, nama kecil BJ Habibie. Ayahnya pun selalu menjawab dengan serius tapi dengan cara yang sesederhana mungkin sehingga Rudy kecil juga mengerti dan paham.
Baca Juga: Sejumlah negara sampaikan belasungkawa atas meninggalnya BJ Habibie
Suatu contoh, suatu waktu saaat berusia 3 tahun, Rudy menanyakan, apa yang dilakukan ayahnya dengan menggabungkan kedua pohon yang berbeda atau tak sejenis. Ayahnya memang menjabat landbouwconsulent atau setara dengan Kepala Dinas Pertanian di Pare Pare, Sulawesi Selatan.
Ayahnya tidak kesel dengan pertanyaan Rudy tersebut, tapi menjawabnya dengan serius. Ia tak menjawab dengan jawaban yang sederhana, tetapi menjawabnya dengan serius tapi dengan cara yang sesederhana mungkin sehingga anak kecilpun tahu.
“Papi sedang melakukan eksperimen, jadi kita bisa menemukan jawaban dari percobaan. Nah, ini namanya setek. Batang yang di bawha itu adalah mangga yang ada di tanah kita, tapi rasanya tidak seenak mangga dari Jawa. Jadi, batang Mangga dari jawa, Papi gabungkan dengan batang yang di bawah ini”, kata ayahnya.
Rudy kembali bertanya, “Mengapa Papi gabungkan?” Jawaban ayahnya: “Agar kamu dan teman-teman bisa makan Mangga yang enak”. Lantas Rudy bertanya lagi: “Kalau gagal bagaimana?”
Jawaban ayahnya: “Kita cari cara lain dan pohon Mangga lain agar bisa tumbuh di sini”. Rudy pun puas atas jawaban ayahnya itu.
Itulah yang selalu dilakukan ayahnya setiap kali Rudy bertanya segala sesuatu, dijawab dengan cara sesederhana mungkin agar bisa dipahami anak kecil. Dengan cara itulah, keingintahuan Rudy terus tumbuh dan terasah sampai dewasa.
Baca Juga: Habibie adalah bapak otonomi daerah, di eranya lahir UU Otonomi Daerah
Cinta pertama Habibie: buku
Namun, ayahnya tidak setiap saat selalu ada saat Rudy ingin bertanya sesuatu. Hasilnya, usia 4 tahun, Rudy sudah lancar membaca dan rajin melahap buku-buku yang disediakan ayahnya. Pendek kata, sejak usia empat tahun, buku menjadi cinta pertama Rudy dan membaca menjadi bagian hidupnya.
Rudy membaca buku apa saja, mulai ensiklopedia sampai buku cerita. Buku-buku karya Leonardo Da Vinci dan buku fiksi ilmiah karya Jules Verne menjadi buku-buku favorit Rudy. Rudy pun senang sekali membuka buku-buku dalam bahasa Belanda.
Setiap menemukan kata-kata yang sulit dan tak dipahami, Rudy tak segan bertanya pada orang tuanya sehingga akhirnya orang tuanya membelikan kamus Indonesia-Belanda sehingga bisa belajar sendiri.
Baca Juga: Penakluk dolar itu telah tiada, Habibie pernah bawa rupiah 6.500 per dolar AS