Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bila kondisi ekonomi Indonesia semakin memburuk.
Menurut Ma'ruf pelebaran defisit APBN akan dilakukan bila memang dibutuhkan. Menurutnya, langkah ini masih bisa menjadi opsi.
"Masih ada ruang untuk memperbesar defisit karena risiko utang kita terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) belum mencapai titik yang membahayakan," ujarnya saat memberikan Kuliah Umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX dan PPRA LXI Tahun 2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Kamis (9/7).
Baca Juga: Sepanjang semester I, defisit APBN 2020 capai Rp 257,8 triliun
Menurut dia, pemerintah memang sudah melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah perekonomian Indonesia memburuk lebih dalam. Menurutnya, penanganan Covid-19 adalah kunci, sehingga pemerintah menyediakan anggaran yang besar terhadap sektor kesehatan untuk mengatasi Covid-19.
Pemerintah juga memberikan jaring pengaman sosial kepada masyarakat, khususnya yang kehilangan mata pencaharian sehingga masyarakat dapat bertahan di saat sulit.
Tak hanya itu, pemerintah juga berupaya menyelamatkan perekonomian dengan menjaga UMKM tetap bertahan dan bisa menjalankan kegiatan ekonomi, serta menyusun dan mempersiapkan berbagai protokol agar masyarakat dan dunia usaha dapat menyesuaikan diri dalam melakukan berbagai dalam masa new normal yang aman dan produktif.
"Bila pemburukan semakin dalam, maka kebutuhan untuk pelaksanaan program tersebut, juga dibutuhkan pembiayaan yang lebih besar. Walaupun kita tidak berharap terjadi lebih buruk lagi," kata Ma'ruf.
Dia menambahkan, saat ini pemerintah masih optimistis bisa mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi saat ini, mengingat adanya kerja sama yang baik antara bank sentral dengan pemerintah. Ma'ruf meyakini, ekonomi Indonesia sudah pulih di 2022.
Baca Juga: Defisit APBN melebar, rasio utang diramal membengkak jadi 38,1% dari PDB di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News