Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah membidik target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada semester II 2025. Dengan target tersebut diharapkan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% sesuai APBN 2025 bisa tercapai.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam paparannya membeberkan, terdapat empat jurus yang akan dilakukan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di semester II 2025.
Pertama, mendorong konsumsi pemerintah, dengan akselerasi penyerapan belanja terutama di kementerian/lembaga (K/L) dengan anggaran besar. Menurutnya, pasca efisiensi anggaran, saat ini K/L sudah punya ruang untuk melakukan aktivitas belanjanya.
Meski demikian, Kementerian Keuangan telah membuka blokir anggaran untuk K/L sebanyak Rp 134,9 triliun hingga Juni 2025. Upaya pembukaan blokir anggaran ini untuk mempercepat realisasi belanja negara.
“Kemarin kita bahas bersama-sama dengan para Menteri terkait satu yang jadi catatan semester II itu, jangan mengulang di semester I, government spending-nya merah,” tutur Susiwijono dalam agenda Midyear Challenges 2025, Selasa (29/7/2025).
Baca Juga: Realisasi Anggaran Paket Stimulus Ekonomi Tembus Rp 13,6 Triliun Hingga Juni 2025
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 melambat menjadi 4,87%. Salah satu penyebabnya adalah belanja pemerintah yang menjadi salah satu pendorong utama perekonomian mengalami kontraksi sebesar 0,08%.
Kedua, kebijakan pariwisata dan optimalisasi liburan Natal dan Tahun Baru. Dalam paparannya, Kemenko Perekonomian mengusulkan paket stimulus ekonomi sektor pariwisata semester II 2025.
Paket stimulus tersebut diantaranya, penyediaan event nasional dan bundling paket wisata pada libur Nataru 2025-2026, insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) tiket pesawat pada masa libur Nataru, disertai penurunan tarif batas atas (TBA) angkutan udara.
Selanjutnya, diskon sektor transportasi untuk kereta api, kapal laut/penyeberangan, dan tarif tol, penyesuaian bea masuk dan perpajakan pada suku cadang pesawat udara sipil, insentif PPh 21 DTP untuk pegawai tertentu di sektor terkait pariwisata, dan revisi Perpres Indonesia Quality Tourism Fund dalam mendukung pengembangan ekosistem pariwisata.
Ketiga, menggenjot Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau Investasi. Di antaranya, mendorong kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta perbaikan akses data kepada KEK atau kawasan industri oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kredit investasi padat karya.
Program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang ditargetkan meningkat dari 220.000 menjadi 350.000 rumah, implementasi kredit program perumahan, dan penyerapan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Jumbo untuk Dorong Ekonomi pada Nataru 2025
Keempat, mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli, seperti melalui optimalisasi penyerapan program padat karya tunai.
“Pemerintah masih optimistis mendorong untuk bisa mencapai 5,2% seperti target APBN, walaupun kuartal I baru 4,87%. Kuartal II, tadi Bu Ani (Sri Mulyani) yang bilang bukan saya, kayaknya masih di bawah 5%, mudah-mudahan kuartal III dan IV banyak kebijakan yang kita dorong mudah-mudahan bisa untuk mewujudkan full year 2025 di 5,2% tahun ini,” kata Susiwijono .
Adapun Kemenko Perekonomian sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 akan sebesar 4,9%, sedikit lebih baik dari kuartal sebelumnya.
Selanjutnya: Buyback Jadi Sinyal Positif untuk GOTO, Cermati Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 4 Efek Samping Tretinoin untuk Wajah, Jangan Sembarangan Pakai!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News