Reporter: Dani Prasetya | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Biaya pengadaan pesawat jenis MA-60 milik PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menggunakan sistem subsidiary loan agreement (SLA) senilai US$ 161 juta.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari alokasi pinjaman pemerintah Indonesia terhadap Exim Bank China sebesar RMBĀ„ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 2,1 triliun. "Pembelian 15 pesawat ini menggunakan SLA bukan PMN (penyertaan modal negara)," ujar Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony, usai rapat dengan pendapat dengan Komisi XI, Selasa (10/5).
Alokasi SLA itu diberikan dalam bentuk pengadaan pesawat MA-60 dan alat-alat pendukung pesawat. Sebanyak US$ 13 juta digunakan pengadaan satu unit simulator, US$ 18 juta untuk pelatihan 151 pilot, teknisi, dan awak kabin, US$ 20 juta pengadaan alat pendukung operasional dan suku cadang, dan US$ 8 juta untuk pengadaan KM43. Sisanya sebesar US$ 161 juta merupakan jatah pengadaan 15 pesawat buatan Xian Aircraft dengan nilai masing-masing sebesar US$ 11,26 juta. Konversi nilai tersebut menggunakan kurs Rp 8.700 per dollar.
Pada 2007, dua unit MA-60 dikemas dalam daftar proyek (list of project) karena saat itu SLA belum ada. Setelah SLA disetujui maka 11 unit MA-60 mulai dikirimkan dan tiba di Indonesia pada Desember 2010. Sisanya sebanyak dua unit akan tiba pada 19-20 Mei 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News