Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memegang komitmennya dalam berbagi beban (burden sharing) bersama pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk biaya penanganan dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bentuk komitmen tersebut salah satunya melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh bank sentral di pasar perdana lewat mekanisme pembelian langsung.
Perry pun membeberkan, hingga 8 Oktober 2020, BI telah membeli SBN pemerintah secara langsung sejumlah Rp 229,68 triliun. “Dengan sinergi ini, pemerintah bisa lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional,” kata Perry, Selasa (13/10) via video conference.
Baca Juga: Gubernur BI: Inflasi tahun ini bakal meleset, lebih rendah dari target di batas bawah
Selain itu, BI juga telah merealisasikan pembagian beban dengan pemerintah untuk pendanaan non public goods bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar Rp 90,88 triliun.
Lebih lanjut, BI juga telah melakukan pembelian SBN di pasar perdana lewat mekanisme pasar sesuai dengan SKB I tertanggal 16 April 2020, sebesar Rp 60,18 triliun. “Ini termasuk dengan skema lelang utama, Greenshoe Option (GSO) dan private placement,” tambah Perry.
Perry pun menegaskan, skema burden sharing yang saat ini tengah dilakukan antara bank sentral dengan pemerintah hanya akan berlangsung di tahun ini. Akan tetapi, tak menutup kemungkinan kalau mekanisme pembelian SBN di pasar perdana oleh BI berdasarkan SKB I tertanggal 16 April 2020 masih akan berlanjut di tahun depan.
Selanjutnya: Ini klarifikasi BI soal mekanisme burden sharing yang dilanjutkan di tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News