kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI sebut faktor dalam negeri yang ikut melemahkan rupiah


Kamis, 03 Mei 2018 / 15:06 WIB
BI sebut faktor dalam negeri yang ikut melemahkan rupiah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah hari ini berada di level Rp 13.965 per dollar AS. Level ini menjadi level terdalam pelemahan rupiah sejak akhir 2015 lalu. Pada 18 Desember 2015, rupiah juga sempat melemah hingga ke level Rp 14.032 per dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, selain karena reaksi terhadap hasil pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) di level 1,5%-1,75%, faktor dalam negeri juga berperan dalam pelemahan rupiah itu. Utamanya, adanya kewajiban pembayaran ke luar negeri yang cukup besar di kuartal kedua ini.

"Di kuartal kedua setiap tahun ada kewajiban membayar ke luar negeri yang cukup besar, baik itu bunga, dividen, ataupun bentuk bentuk kewajiban dunia usaha lainnya," kata Agus di Gedung BI, Kamis (3/5).

Menurut Agus, pelemahan rupiah sebaiknya tidak hanya dilihat angka nominalnya saja, tetapi juga harus melihat angka persentasenya. Apalagi, mata uang rupiah belum diredenominasi sehingga membuat pelemahan yang terjadi tampak cukup dalam.

"Satu dollar sama dengan lima digit angka rupiah. Sedangkan mata uang lain, satu dollar sama dengan satu digit mata uang negaranya. Jadi seolah-olah jumlah (pelemahan) sudah besar)," ujarnya.

Meski rupiah terdepresiasi, Agus bilang persentasenya masih lebih kecil dibandingkan dengan negara lain. "(Misalnya) nagara tetangga kita, kemudian Turki, Brazil, atau negara lain seperti India," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×