Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui inflasi Juli meskipun lebih tinggi dari survei terakhir. Namun, ini masih lebih rendah dari perkiraan BI yang secara keseluruhan melihat inflasi Juli 1,12%.
Menurutnya, langkah koordinasi yang dilakukan antara pemerintah pusat, daerah dan BI berjalan baik sehingga harga pangan relatif terkendali. Perry bilang, inflasi Juli lebih disebabkan kenaikan pada tarif angkutan udara dan antarkota. Hingga akhir tahun, BI meyakini inflasi tidak akan lebih tinggi dari 4,5%.
Meskipun inflasi akan terkendali dan inflasi inti tahunan menurun, tidak serta merta otoritas moneter ini bakal menurunkan suku bunganya.
Perry bilang, inflasi menjadi faktor utama BI dalam mengendalikan inflasi. Hanya saja, dalam situasi sekarang di mana suku bunga luar negeri yaitu Amerika akan naik, BI perlu hati-hati. "Berbagai faktor tekanan rupiah. Makanya ruang penurunan suku bunga masih limited (terbatas)," tandasnya, Senin (3/8).
Asal tahu saja, berdasarkan kurs tengah BI rupiah Senin (3/8) berada pada level Rp 13.492 per dollar AS. Inflasi inti yang turun ke 4,86%, diakuinya sebagai hasil permintaan masyarakat yang lebih lemah karena pertumbuhan ekonomi yang melambat. Alhasil, penurunan tersebut bukanlah berasal dari perbaikan fundamental ekonomi. BI memprediksi inflasi inti ke depan relatif akan terkendali.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli 2015 sebesar 0,93%, atau sama dengan inflasi Juli tahun lalu. Meningkat dari inflasi Juni 0,54%. Inflasi tahunan tercatat 7,26%. Inflasi yang tinggi ini disebabkan adanya kenaikan pada kelompok bahan makanan dan transportasi karena adanya periode Lebaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News