kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI rilis indeks literasi ekonomi syariah untuk mengakselerasi ekonomi syariah


Senin, 30 Maret 2020 / 19:53 WIB
BI rilis indeks literasi ekonomi syariah untuk mengakselerasi ekonomi syariah
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto, memberikan keterangan pers mengenai langkah kebijakan untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan akibat dampak


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Indeks Literasi Ekonomi Syariah (Eksyar) pada hari ini, Senin (30/3).

Indeks ini merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap Eksyar dan tingkat inklusi masyarakat terhadap layanan keuangan syariah, khususnya keuangan sosial syariah (ZISWAF).

"Ini sebagai salah satu wujud komitmen untuk mendorong pengembangan Eksyar di Indonesia dan indeks ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merumuskan strategi yang tepat guna mengembangkan Eksyar di Indonesia," tulis bank sentral dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Mandiri Syariah siapkan program kebijakan untuk nasabah terdampak Covid-19

BI juga mengungkapkan bahwa Indeks Literasi Eksyar Nasional tahun 2019 tercatat mencapai 16,3% atau setara well literate dari skala 100%. Ini mencerminkan adanya ruang bagi upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang eksyar.

Indeks literasi Eksyar diperoleh lewat pelaksanaan survei literasi ekonomi eksyar skala nasional pada tahun lalu di 13 provinsi yang dianggap telah mewakili lebih dari 80% populasi umat musim di Indonesia dan melibatkan 3.312 responden.

Survei ini mencakup aspek pengetahuan prinsip dasar ekonomi syariah, keuangan sosial syariah, serta produk dan jasa halal.

Baca Juga: Penuhi aturan baru soal modal minimum, bank kecil siap tambah modal

Bank sentral pun mengaku hal ini mendapatkan sambutan hangat dari Islamic Development Bank (IsDB).

Menurut IsDB, indeks ini merupakan yang pertama di Indonesia dan telah dilakukan dengan baik, bahkan ditunjang dengan metodologi yang umum diterapkan dalam standardisasi riset global.

"Dengan hal tersebut, adanya indeks literasi eksyar ini juga diyakini bisa menambah referensi literasi eksyar di tingkat nasional dan saling melengkapi indeks literasi syariah yang sudah ada sebelumnya, seperti indeks literasi keuangan syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," tambah BI.

Baca Juga: Lima bank ini salurkan FLPP paling tinggi di kuartal I-2020

BI juga menambahkan bahwa upaya dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah perlu dibangun dengan komprehensif, baikd ari sisi penawaran maupun permintaan.

Dari sisi penawaran, BI akan terus mengembangkan keberadaan para pelaku eksyar dan lembaga keuangan komersial syariah seperti perbankan, pasar modal, dan takaful. Pengembangan ini juga akan dibantu oleh otoritas terkait.

Sementara dari sisi permintaan, BI juga telah melakukan berbagai pengembangan di sektor wakaf dan zakat sambil menggandeng Islamic Social Fund (ISF) dan stakeholders terkait.

Baca Juga: Sepanjang 2019, penyaluran kredit Bank BTPN tumbuh 108%

Beberapa pengembangan tersebut diantaranya inisiatif Cash Waqf LInked Sukuk (CWLS) serta terobosan lainnya dalam implementasi Waqf & Zakat Core Principles untuk memperkuat social safety nets in Islamic Economy.

Lebih lanjut, bank sentral melihat pemahaman masyarakat akan eksyar akan berdampak positif terhadap pertumbuhan aktivitas usaha syariah nasional. Ini pun pada akhirnya mampu menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Untuk ke depannya, BI akan terus berkomitmen untuk mendorong peningkatan literasi eksyar nasional dan mengukur tingkat efektivitas program edukasi eksyar, tak lepas dari bantuan otoritas terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×