Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) atau Balance of Payment menjadi sebesar US$ 11 miliar. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang sebesar US$ 9 miliar.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, surplus tersebut disumbang oleh defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang semakin membaik. Tahun lalu, CAD tercatat US$ 16,3 miliar atau 1,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini jauh di bawah defisit tahun 2013 dan 2014 yang masing-masing sebesar US$ 29 miliar dan US$ 27 miliar.
Tahun ini, pihaknya memperkirakan CAD tahun ini di kisaran 15%-2% dari PDB dan di tahun depan sebesar 2%-2,5% dari PDB. Walaupun, pendapatan primer dan neraca jasa masih menjadi tantangan lantaran menjadi penyebab utama defisit transaksi berjalan.
Lebih lanjut Agus mengatakan, CAD tersebut ditutupi oleh surplus pada neraca transaksi modal dan dinansial yang cukup kuat. "Over all balance di akhir tahun 2017 yang sebelumnya kami perkirakan positif US$ 9 miliar, itu kami koreksi menjadi positif US$ 11 miliar," kata Agus, Rabu (28/9) kemarin.
Proyeksi itu hampir menyamai surplus NPI di tahun 2016 lalu yang sebesar US$ 12,1 miliar. "Jadi kalau tahun ini juga bisa terjaga US$ 11 miliar, itu menunjukkan kondisi neraca pembayaran yang baik dan sehat," tambahnya.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi sebelumnya memproyeksi, NPI tahun ini bisa surplus US$ 15,7 miliar. Dalam laporan terbarunya, surplus tersebut disebabkan oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang melonjak menjadi US$ 34,5 miliar dibanding 2016 yang sebesar US$ 28,8 miliar.
Lonjakan surplus neraca transaksi modal dan finansial tersebut sejalan dengan kenaikan posisi cadangan devisa (cadev). Hingga akhir bulan lalu, cadev tercatat sebesar US$ 128,8 miliar, jauh lebih tinggi dari akhir Desember 2016 yang sebesar US$ 116,4 miliar.
"Saya masih optimistis inflow dari capital and financial account. Portofolio investment dan FDI naik serta other investment berbalik menjadi surplus setelah defisit di kuartal II 2017," kata Eric. Jumlah itu mampu untuk menutup CAD tahun ini yang diperkirakan mencapai US$ 19,5 miliar atau 2% dari PDB.
Ia juga memproyeksi surplus NPI tahun depan turun menjadi US$ 14 miliar. Hal itu karena penurunan pada surplus neraca transaksi modal dan finansial menjadi US$ 35 miliar karena adanya risiko politik menjelang Pemilu 2019 dan CAD melebar ke US$ 21 miliar atau 2,1% dari PDB karena peningkatan laju pertumbuhan ekonomi 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News