kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

NPI tahun ini diramal surplus US$ 15,7 miliar


Selasa, 12 September 2017 / 20:30 WIB
NPI tahun ini diramal surplus US$ 15,7 miliar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SKHA Institute for Global Competitiveness memproyeksi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun ini sebesar US$15,7 miliar, lebih tinggi dari surplus NPI tahun lalu yang mencapai US$ 12 miliar. Jumlah itu juga lebih tinggi dibanding proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar US$ 9 miliar.

Dalam laporan terbarunya, surplus tersebut disebabkan oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang melonjak menjadi US$ 34,5 miliar dibanding 2016 yang sebesar US$ 28,8 miliar. Jumlah itu mampu untuk menutup defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tahun ini yang diperkirakan mencapai US$ 19,5 miliar atau 2% dari produk domestik bruto (PDB).

Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, melonjaknya surplus neraca transaksi modal dan finansial tersebut sejalan dengan kenaikan posisi cadangan devisa (cadev). Hingga akhir bulan lalu, cadev tercatat sebesar US$ 128,8 miliar, jauh lebih tinggi dari akhir Desember 2016 yang sebesar US$ 116,4 miliar.

"Saya masih optimistis inflow dari capital and financial account. Portofolio investment dan FDI naik serta other investment-nya berbalik menjadi surplus setelah defisit di kuartal kedua 2017," kata Eric kepada KONTAN, Selasa (12/9).

Eric juga mengakui, aliran modal pada investasi portofolio didukung oleh kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tidak secepat yang diperkirakan. Di sisi lain, dampak dari kenaikan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) oleh Standard and Poor's (S&P) mulai terasa.

Sementara itu, pihaknya juga memproyeksi NPI tahun depan turun menjadi US4 14 miliar. Hal itu karena penurunan pada surplus neraca transaksi modal dan finansial menjadi US$ 35 miliar karena adanya risiko politik menjelang Pemilu 2019 dan CAD melebar ke US$ 21 miliar atau 2,1% dari PDB karena peningkatan laju pertumbuhan ekonomi 2018.

Proyeksi itu juga lebih rendah dibanding proyeksi BI bahwa NPI tahun depan akan mencatat surplus US$ 6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×