kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI ramal inflasi Januari 2017 0,69%


Rabu, 01 Februari 2017 / 13:46 WIB
BI ramal inflasi Januari 2017 0,69%


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hingga minggu keempat Januari 2017 ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan Januari akan berada pada kisaran 0,69% yang ditekan dari kenaikan harga bahan pangan dan tarif tenaga listrik (TTL).

“Inflasi 0,69% minggu keempat sehingga inflasi tahunannya atau secara YoY 3,21%,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Selasa (1/2) tengah malam. Menurut Agus, perkiraan inflasi 3,21% secara YoY ini masih sesuai dengan target BI yang dipatok 4 plus minus 1%.

Agus mengatakan, penyumbang utama inflasi pada Januari 2017 tersebut adalah kenaikan empat tarif dan harga, di antaranya kenaikan biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), penyesuaian tarif tenaga listrik, serta mahalnya harga cabai rawit dan daging ayam.

“Sumber inflasinya, penyumbang utama minggu keempat tarif STNK, TDL, cabai rawit, dan daging ayam. Penyumbang deflasinya cabai merah bawang merah dan tomat sayur,” jelasnya.

Asal tahu saja, tingkat inflasi pada Januari tercatat lebih tinggi dibanding Januari 2016 yang 0,51%. Sebagai perbandingan, tingkat inflasi pada Desember 2016 sebesar 0,47%.

Secara rinci, dia menjabarkan, inflasi disumbang oleh kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices) seperti kenaikan biaya administrasi pengurusan surat kendaraan bermotor. Selain itu, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk listrik golongan 900 Volt Ampere (VA) juga tercatat sudah berpengaruh terhadap inflasi di Januari.

Terpisah, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, hingga akhir pekan lalu tingkat inflasi terpantau di angka 0,69% sehingga inflasi bulanan pada Januari 2017 diperkirakan tidak akan jauh bergerak.

"Di Januari sekitar 0,7% lah," ujarnya.

Menurut Juda, inflasi di awal tahun ini dipacu oleh TTL dan harga pangan.

"Ya itu (TTL) kan sudah pasti lah ya. Yang lain volatile food," ujarnya.

Juda mengatakan, TTL masih akan menjadi penyumbang inflasi dalam beberapa waktu ke depan di tahun ini. Pasalnya, pencabutan subsidi bagi golongan pelanggan 900 volt ampere (VA) untuk rumah tangga mampu (RTM) dilakukan secara bertahap, yaitu pada Januari 2017, Maret 2017, Mei 2017 dan pada 1 Juli 2017 yang akan disesuaikan bersamaan dengan 12 golongan tarif lainnya.

"TTL kan akan berlangsung 3 kali, Januari, Maret sama Mei. Tentu saja dampak TTL masih akan terus ada," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×