kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BI prediksi neraca transaksi berjalan berpotensi surplus di kisaran 0,3% pada 2021


Rabu, 24 November 2021 / 15:51 WIB
BI prediksi neraca transaksi berjalan berpotensi surplus di kisaran 0,3% pada 2021
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). BI prediksi neraca transaksi berjalan berpotensi surplus di kisaran 0,3% pada 2021.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas perkiraan neraca transaksi berjalan pada tahun 2021.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebut, neraca transaksi berjalan bisa berpotensi surplus di kisaran 0,3% Produk Domestik Bruto (PDB) atau kalaupun mencetak defisit, akan berada di kisaran 0,5% PDB. 

Ini lebih rendah dari perkiraan semula yang menyebut transaksi berjalan akan mencetak defisit atau current account deficit (CAD) di kisaran 0% PDB hingga 0,8% PDB. 

“Prospek transaksi berjalan ini akan mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia,” ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan BI (PTBI) Rabu (24/11). 

Baca Juga: Rupiah berpotensi menguat terbatas pada Selasa (23/11), cermati sentimennya

Sementara pada tahun 2022, Perry pun memperkirakan CAD berada di kisaran 1,1% PDB hingga 1,9% PDB. 

Seperti kita ketahui, prospek baik neraca transaksi berjalan juga terlihat pada kuartal III-2021, yang mencatat surplus US$ 4,5 miliar atau sebesar 1,5% PDB. Padahal, pada kuartal II-2021, ini mencatat defisit US$ 2,0 miliar atau 0,7% PDB. 

Kinerja positif ini didorong oleh surplus neraca barang yang jumbo, didukung peningkatan permintaan negara mitra dagang utama dan kenaikan harga komoditas yang menyundut kinerja ekspor barang. 

Baca Juga: Jokowi: Banyak investasi yang mengantre masuk ke Pertamina tapi terkendala birokrasi

Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, karena adanya perbaikan kinerja jasa transportasi didukung peningkatan penerimaan jasa freight sejalan peningkatan aktivitas ekspor. 

Kondisi ini pun mendorong kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2021 berbalik surplus sebesar US$ 10,7 miliar, setelah mengalami defisit sebesar US$ 0,4 miliar pada kuartal II-2021. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×