Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi Januari tahun ini sebesar 0,67%. Perkiraan ini berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH) mingguan pada pekan ketiga bulan ini. Angka itu lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya berdasarkan SPH mingguan pada pekan kedua bulan ini yang sebesar 0,69%.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dengan perkembangan inflasi bulanan tersebut, inflasi tahunan per Januari 2017 diperkirakan sebesar 3,19% year on year (YoY), lebih tinggi dibanding Desember tahun lalu yang sebesar 3,02% YoY.
Lanjut Agus, sumber inflasi tersebut masih berasal dari kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices), diantaranya dari kenaikan tarif listrik dan kenaikan biaya administrasi surat tanda nomor kendaraan (STNK). Tak hanya itu, harga pangan yang bergejolak (volatile food) juga turut menyumbang inflasi, diantaranya kenaikan harga cabai merah.
Sementara itu, lebih rendahnya hasil SPH pada pekan ketiga dibandingkan pekan kedua bulan ini, dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas pangan lainnya. Misalnya, "Bawang merah sudah deflasi," kata Agus, Jumat (20/1).
Menurut Agus, administered prices akan menjadi sumber inflasi di tahun ini, setelah mencatat inflasi rendah sebesar 0,21% pada tahun lalu. Agus bilang, inflasi administered prices tahun ini terutama disumbang oleh kenaikan tarif listrik karena pencabutan subsidi dan penerapan satu harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
"Kalau 3,19% (YoY) itu oke. Tetapi kami mesti antisipasi kalau inflasi naik maka prioritas utama adalah koordinasi untuk jaga inflasi supaya bisa terjaga rendah," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News