kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.375   30,00   0,18%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Bahlil Akui Bakal Kurangi Impor Energi dari Timur Tengah, Siap Pasok dari AS


Senin, 28 Juli 2025 / 19:26 WIB
Bahlil Akui Bakal Kurangi Impor Energi dari Timur Tengah, Siap Pasok dari AS
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc. Pemerintah siap mengurangi impor komoditas energi dari negara Timur Tengah dan Asia sebagai perjanjian dagang dengan AS.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah siap mengurangi impor komoditas energi dari negara Timur Tengah dan Asia sebagai tindak lanjut hasil kesepakatan tarif timbal balik dengan Amerika Serikat (AS). 

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dalam menanggapi rencana pemerintah menambah impor energi dari AS senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 243,9 triliun. 

Komitmen ini merupakan bagian dari hasil kesepakatan negosiasi tarif AS yang di rilis dala Join Statemen gedung  pada Selasa (22/7). 

"Nanti akan kurangi dari negara lain. Iya Timur Tengah dan Asia," kata Bahlil di Istana Negara, Senin (28/7). 

Bahlil menegaskan sesuai dengan kesepakatan, Indonesia akan belanja BBM crude dan LPG dari AS dengan total sebesar US$ 15 miliar. 

Baca Juga: Bahlil Naikkan Bagi Hasil PHR di Blok Rokan Jadi 84%

Namun begitu, Bahlil mengatakan pembelian energi ini akan dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan nilai keekonomian. 

"Harganya harus kompetitif dan sekarang kita buat perangkatnya," ujarnya. 

Diketahui, Indonesia harus mengimpor energi US$15 miliar Rp243,9 triliun dari AS sebagai salah satu syarat bisa menikmati tarif 19 persen dari Presiden Donald Trump. 

Tarif itu turun dibandingkan ancaman yang ia berikan ke Indonesia saat awal melakukan serangan dagang ke sejumlah negara. Saat itu, ia mengancam penerapan tarif sebesar 32 persen untuk produk Indonesia. 

Selain kewajiban pembelian energi dari AS, Indonesia juga diminta impor produk pertanian AS bernilai US$4,5 miliar atau Rp73 triliun. Ketiga, Indonesia harus membeli 50 pesawat buatan Boeing.

Baca Juga: Menteri Bahlil Sebut Kopdes Merah Putih Berpotensi Kelola Tambang

Selanjutnya: Rusia Waspada, Serangan Siber Pro-Ukraina Lumpuhkan Maskapai Aeroflot

Menarik Dibaca: Telkom Hadirkan Layanan Digital untuk Efisiensi Koperasi Desa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×