Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah inflasi inti bergerak landai selama beberapa waktu lalu karena hantaman pandemi Covid-19, kini sudah terlihat kenaikan inflasi inti karena kuatnya permintaan domestik.
Peningkatan inflasi inti ini juga terpengaruh dari dampak lanjutan (second round impact) dari berbagai kenaikan harga barang. Seperti harga bahan bakar minyak (BBM) yang naik pada awal September 2022.
Dengan perkembangan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, inflasi inti akan terus meningkat, dan pada akhir tahun akan berada di level 4,6%.
"Bila dilihat, inflasi inti pada bulan lalu sebesar 3,04% yoy. Kemungkinan akan naik lagi di bulan ini dan puncaknya nanti akhir tahun, yaitu kurang lebih di 4,6% yoy," tutur Perry kepada awak media, Kamis (22/9).
Baca Juga: Harga BBM Naik, BI Prediksi Inflasi Bisa Tembus 6% pada 2022
Dengan demikian, inflasi inti pada akhir tahun 2022 akan melampaui batas atas kisaran sasaran yang sebesar 4%. Perry pun bertekad, untuk berupaya menurunkan inflasi inti sehingga pada semester II-2022, inflasi inti bisa di bawah 4% yoy.
Salah satu yang bisa dilakukan BI adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Pada Agustus 2022 lalu, BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Peningkatan berlanjut pada September 2022. Pada bulan ini, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps.
Selain itu, BI juga akan bersinergi dengan pemerintah daerah maupun pusat dalam mengerahkan sekuat tenaga untuk mengerem inflasi pangan. Dengan demikian, inflasi dampak lanjutan akan lebih terkendali.
Baca Juga: Harga BBM Naik, BI Catat Inflasi pada Pekan Ketiga September 2022 Capai 5,89%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News