kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga BBM Naik, BI Prediksi Inflasi Bisa Tembus 6% pada 2022


Kamis, 22 September 2022 / 14:59 WIB
Harga BBM Naik, BI Prediksi Inflasi Bisa Tembus 6% pada 2022
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/9/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022 berpotensi mengerek inflasi pada tahun ini.

Menurut hitungan bank sentral, peningkatan harga BBM akan memberi tambahan inflasi sebesar 1,8% hingga 1,9%. Dengan demikian, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir tahun 2022 akan lebih dari 6% secara tahunan atau year on year (yoy).

"Ini karena peningkatan (harga) BBM akan memberikan dampak langsung maupun dampak tidak langsung. Biasanya, dampaknya ini akan berlangsung kurang lebih sekitar 3 bulan ke depan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (22/9).

Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin Jadi 4,25%

Perry menyebut, tingkat inflasi tertinggi bisa saja terjadi pada bulan September 2022. Pasalnya, peningkatan harga BBM terjadi di September 2022 yang akan mendorong peningkatan inflasi di sisi harga diatur pemerintah. Kemudian, ada juga peningkatan inflasi dari dampak rambatan.

Dengan kondisi ini, Perry memperkirakan inflasi September 2022 bisa mencapai 5,89% yoy. Sedangkan pada Oktober, November, dan Desember, diperkirakan peningkatan inflasi hanya dari dampak rambatan saja.

Dengan perkembangan tersebut, Perry mengatakan BI akan mengeluarkan jurus dalam menekan inflasi. Salah satunya, dengan mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan ini dan 25 bps pada bulan lalu. Ini untuk menjangkar inflasi dan ekspektasi inflasi ke depan.

Baca Juga: BI Sebut Penyesuaian GWM Serap Likuiditas Hingga Rp 269,3 Triliun

Selain itu, BI juga bahu membahu dengan pemerintah untuk menjaga inflasi dari sisi pangan. Dalam hal ini lewat Tim Pengendalian Inflasi baik Pusat maupun Daerah. Harapannya, peningkatan inflasi bisa lebih terkendali dan akan menurun pada paruh kedua tahun 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×