Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis cadangan devisa yang dimiliki oleh BI saat ini masih bisa menjaga ketahanan nilai tukar rupiah.
Per Mei 2021, BI mencatat cadangan devisa sebesar US$ 136,4 miliar. Posisi ini setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut juga jauh di atas standard kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.
“Insya Allah we can manage external stability (kami bisa menjaga stabilitas eksternal) dengan posisi cadangan devisa yang masih relatif besar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Senin (6/7).
Perry mengatakan, risiko pergerakan nilai tukar rupiah memang datang dari domestik maupun global. Dari domestik, terkait dengan penambahan kasus harian Covid-19 dan dari luar, adalah isu The Fed bakal tapering off.
Baca Juga: BI: Lonjakan kasus Covid-19 pengaruhi pergerakan rupiah
Namun, BI juga masih memiliki berbagai jurus untuk menghalau risiko tersebut. BI melakukan triple intervention, yaitu intervensi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder, termasuk koordinasi dengan Menteri Keuangan.
Perry kemudian menjelaskan, selama semester I-2021, pembelian SBN di pasar sekunder oleh BI tercatat sebesar Rp 8,62 triliun.
Selain melakukan intervensi, BI juga melakukan stabilisasi kenaikan imbal hasil SBN.
Seperti contohnya, BI berhasil mengendalikan kenaikan yield SBN tenor 10 tahun yang pada waktu itu naik dari 6,16% menjadi 6,7%, dan kini sudah berhasil turun di kisaran 6,34% meski ada kenaikan sedikit lagi.
Selanjutnya: Ekonom optimistis cadangan devisa masih lebih dari cukup untuk jaga rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News