kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI minta kenaikan UMP perhatikan produktivitas


Selasa, 11 November 2014 / 18:05 WIB
BI minta kenaikan UMP perhatikan produktivitas
Pekerja PT Hutama Karya menggunakan alat berat menyelesaikan jalan tol di Gerbang Tol Tanjung Mulia Medan, Sumatera Utara, Rabu (29/7/2020). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

BANDUNG. Salah satu risiko inflasi jangka pendek yang diperhatikan Bank Indonesia (BI) adalah kenaikan upah minimum buruh pada tahun depan. Oleh karena itu, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) harus memperhitungkan produktivitas.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan UMP tidak hanya soal menjaga daya beli masyarakat, namun juga harus memperhitungkan produktivitas. "Kalau tidak diikuti produktivitas, daerah itu nanti daya saingnya turun," ujar Perry dalam konferensi pers "Perekonomian Daerah: Perkembangan Terkini, Risiko dan Tantangan ke Depan" di Bandung,  Selasa (11/11).

Menurut Perry, kalau daya saing wilayah turun maka ekonominya juga akan turun. Maka dari itu, dirinya mengakui pola penetapan UMP harus memperhitungkan daya saing agar bisa lebih terjaga.

Selain UMP, BI juga memperhatikan kemungkinan adanya inflasi akibat kenaikan harga BBM subsidi dan penurunan produksi pangan akibat kekeringan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×