kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Meski Menyusut, Cadangan Devisa Masih Cukup untuk Jaga Rupiah


Kamis, 25 Agustus 2022 / 17:05 WIB
BI: Meski Menyusut, Cadangan Devisa Masih Cukup untuk Jaga Rupiah
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, cadangan devisa masih bisa menjadi bantalan kuat untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan cadangan devisa pada Juli 2022. Posisi akhir cadangan devisa pada bulan Juli lalu sebesar US$ 132,2 miliar.

Meski turun, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, cadangan devisa ini masih bisa menjadi bantalan kuat untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.

"Ini masih sangat jauh di atas batas standar kecukupan internasional. Cadangan devisa kita masih setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sedangkan standard kecukupan internasoinal sekitar 3 bulan impor," tegas Destry di hadapan Komisi IV DPD RI, Kamis (25/7).

Adapun penurunan cadangan devisa pada bulan tersebut disebabkan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tuakr rupiah, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Juga: Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Surplus US$ 2,4 Miliar di Kuartal II-2022

Dari akhir tahun 2021 hingga 23 Agustus 2022, nilai tukar rupiah tercatat melemah 3,94%. Ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi nilai tukar negara-negara tetangga seperti Filipina, Thailand, maupun Malaysia.

Selain karena bantalan cadangan devisa, depresiasi nilai tukar rupiah yang terjaga ini juga ditopang neraca transaksi berjalan yang mencatat surplus US$ 3,9 miliar atau setara 1,1% produk domestik bruto (PDB). Surplus ini meningkat dibandingkan surplus pada kuartal sebleumnya yang sebesar US$ 0,4 miliar atau setara 0,1% PDB.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pun berbalik surplus sebesar US$ 2,4 miliar, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat defisit sebesar US$ 1,8 miliar. Dengan kondisi ini, Destry melihat adanya ketahanan sektor eksternal yang memperkuat otot rupiah.

"Ketahanan sektor eksternal masih terjaga, memberi fundamental yang solid sehingga depresiasi nilai tukar rupiah masih lebih terjaga dibandingkan dengan mata uang lainnya," tandas Destry.

Baca Juga: BI Masih Punya Ruang untuk Pertahankan Suku Bunga Acuan Bulan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×