kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI mengaku sudah lama tak intervensi rupiah


Kamis, 07 September 2017 / 21:42 WIB
BI mengaku sudah lama tak intervensi rupiah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih betah di level Rp 13.300 per dollar AS hingga saat ini dengan volatilitas yang relatif rendah. Padahal, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia selalu naik, walaupun sempat turun di akhir Juni lalu.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di level Rp 13.318 per dollar AS di 1 Agustus lalu dan melemah ke level Rp 13.351 per 28 Agustus lalu. Setelah itu, rupiah berangsur menguat hingga ke level Rp 13.331 per dollar AS per 7 September 2017.

Sementara posisi cadev per akhir Juli 2017 sebesar US$ 127,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2017 yang sebesar US$ 123,09 miliar. Posisi cadev Indonesia sejak awal tahun terus meningkat, hanya di Juni cadev sempat turun ke US$ 123,09 miliar.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menepis anggapan BI melakukan intervensi terhadap kurs rupiah. "Enggak. BI sudah lama sekali tidak intervensi," kata Mirza di DPR, Kamis (7/9).

Mirza mengatakan, pasar keuangan saat ini stabil. Ia menyebut, volatilitas rupiah juga rendah, di bawah 3%, dibanding saat Bank Sentral AS mengumumkan akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun 2013 lalu yang lebih dari 10%.

"BI sudah lama gak masuk ke pasar untuk stabilisasi. Jadi demand dan supply saja. Ada demand dari importir, ada demand dari yang bayar dari valuta asing. Tapi supply datang dari eksportir, supply datang dari capital inflows," tambahnya.

Lebih lanjut menurut Mirza, meski terjadi capital outflow di pasar saham, capital inflow di pasar obligasi masih deras. Capital inflow lainnya dari komponen neraca pembayaran juga masih berlanjut. Selain itu, neraca perdagangan juga mencatat surplus.

Sementara dari sisi global, dollar AS masih mengalami tren pelemahan. Hal itu dipengaruhi oleh probabilitas kenaikan suku bunga acuan The Fed di September, kecil. Begitu juga dengan di Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×