Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Peluang pelonggaran kebajikan moneter semakin terbuka seiring terkendalinya laju inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) hingga bulan Juli 2017.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dengan capaian inflasi yang cukup rendah yakni sebesar 2,35% ini dapat menjadi sinyal positif bagi Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebijakan moneter.
"Sekarang itu, orang-orang punya kecenderungan mendorong suku bunga turun. Itu selalu ada faktor plus minus, pro dan kontra. Tapi itu tergantung BI nyalinya bagaimana?" Ujar Darmin di Jakarta, Senin (14/8).
Namun, menurut Darmin, perlu ada perhatian dari BI terhadap sentimen dari global, khususnya dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve. “AS kemarin tidak menaikkan fed rate. Kalau ekonominya membaik, mereka pasti akan naikkan lagi," kata dia.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa memang timbul pertanyaan akhir-akhir ini bahwa dengan suku bunga acuan saat ini, perekonomian belum tumbuh cepat. Oleh karena itu bank sentral akan melihat hal ini lebih dalam lagi.
“Dewan Gubernur akan berkumpul pada 21 dan 22 Agustus 2017 mendatang. Dalam rapat tersebut, akan dibahas mengenai suku bunga acuan,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan bahwa ada ruang untuk melonggarkan kebijakan Bank Sentral apabila laju inflasi yang sudah di level 3% terus terkendali.
"Kalau situasi terus menunjukkan kondisi terjaga tidak tertutup kemungkinan BI akan easing untuk bisa respons dan membantu ekonomi kita supaya pertumbuhan ekonomi terjaga, investasi terjaga. Namun ini semua tergantung data saat RDG (Rapat Dewan Gubernur)," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News