kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI lihat prospek investasi masuk di tahun 2019 lebih positif


Jumat, 21 Desember 2018 / 06:25 WIB
BI lihat prospek investasi masuk di tahun 2019 lebih positif


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat prospek investasi masuk ke dalam negeri, termasuk portfolio akan lebih positif.

"Apalagi penanaman modal asing (PMA) juga akan naik sejalan dengan kebijakan daftar negatif investasi (DNI) dan tax holiday," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, Kamis (20/12). Kondisi ini didukung landainya pertumbuhan ekonomi global.

Dia menjelaskan pada tahun 2018 ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat menyebabkan keluarnya aliran investasi global dari emerging market ke AS. Indikator kondisi ekonomi AS yang kuat antara lain dollar yang menguat, kenaikan US Treasury, dan pertumbuhan AS yag naik.

"Karena ekonomi AS yang kencang terjadi pembalikan modal dari negara berkembang ke negara maju khususnya A," jelasnya.

Nah, menurut Perry, pada tahun 2019 terjadi pergeseran. AS melandai karena prospek saham negara tersebut tidak sekuat tahun ini. Kenaikan US treasury dan suku bunga The Fed yang tidak terlalu tinggi membuat investor global mulai melakukan relokasi portfolio kembali ke negara emerging market.

"Di sinilah imbal hasil maupun prospek masing-masing negara menentukan. Itulah kenapa Indonesia menjadi pilihan untuk menanamkan dana," ungkapnya.

Perry mengatakan kondisi ini terlihat sejak bulan Agustus. Aliran modal masuk terus mengalami peningkatan. Pada November 2018 saja tercatat masuk US$ 7,9 miliar.

Sebelumnya, Bloomberg melakukan survei bahwa pada tahun 2019 pasar saham, mata uang, maupun obligasi negara perkembang berpotensi rebound, bahkan mengalahkan performa negara maju.

Hasil survei tersebut menunjukkan negara berkembang seperti Brasil dan Indonesia menjadi yang paling diminati. Bahkan Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu yang tercepat laju pertumbuhan ekonomi bersamaan dengan Brasil dan Afrika Selatan.

Pembalikan arah ini terjadi karena keputusan The Fed menahan agresivitasnya menaikkan suku bunga di tahun 2019. The Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari 2,5% menjadi 2,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×