kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI lihat masih ada peluang US Treasury naik di akhir tahun


Rabu, 30 Mei 2018 / 20:03 WIB
BI lihat masih ada peluang US Treasury naik di akhir tahun
Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis politik di Roma Italia, dan ancaman terhadap proyek yang bernilai miliaran Euro memicu imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury) bertenor sepuluh tahun terus menurun. Namun demikian, Bank Indonesia (BI) melihat bahwa US Treasury kemungkinan masih akan naik pada tahun ini.

“Sekarang kan yield-nya sekitar 3,1%-2,8%, tetapi kalau defisit AS meningkat bisa saja US treasury naik lebih dari 3%. Hal ini akan membuat capital outflow bisa terjadi di Indonesia,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (30/5).

Oleh sebab itu, BI sudah bersiap-siap merespon hal ini dengan menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate pada RDG hari ini, Rabu sebanyak 25 bps menjadi 4,75%.

“Akhir tahun bisa naik lagi UST. Ini on the table sehingga kami pastikan BI akan terus pre-emptive dan ahead the curve untuk merespon perkembangan indikator domestik dan dalam negeri,” kata Perry.

Asal tahu saja, akibat krisis politik di Roma, traders cenderung melepaskan aset berisiko dan membeli treasuries, Akibatnya, yield Treasury 10-tahun jatuh lebih dari 15 bps menjadi 2,77%. Penurunan itu adalah yang terbesar sejak gejolak pasar global saat Brexit.

Traders juga kembali bertaruh apakah The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini. Sejauh ini, Fed telah menaikkan suku bunga sekali pada 2018.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa keadaan ini mungkin bisa membuat Fed tidak mempercepat kenaikan bunga sehingga berarti positif untuk yield utang dan nilai tukar rupiah. Namun, ia mengapresiasi langkah BI menaikkan lagi suku bunganya.

“Ini beri signal BI tidak behind the curve. Dalam the impossible trinity, dengan kondisi devisa bebas, opsinya memang memilih kenaikan bunga atau depresiasi rupiah,” ujar dia.

Perry bilang, dengan adanya asumsi ini, BI meyakinkan ke pasar dan investor luar negeri bahwa pihaknya akan konsisten dengan langkah yang a head the curve ini.

“Dan dengan demikian investor bisa hitung sendiri. Pembelian dalam SBN tetap besar, IHSG membaik dan itu tentu saja wujud komitmen kami yang direspon baik oleh pelaku pasar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×